Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) meminta pemerintah mengevaluasi mengenai libur Lebaran Idul Fitri tahun ini yang terlalu lama, sehingga telah menyebabkan kinerja ekspor menurun signifikan.
Sementara itu, seminggu pasca Idul Fitri 1439 H, aktifitas ekspor impor di pelabuhan Tanjung Priok juga masih sepi, dan belum normal, karena masih banyak eksportir maupun importir yang belum full masuk kerja.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) GPEI Khairul Mahalli dan Adil Karim, Sekretaris ALFI DKI Jakarta, di tempat berbeda. “Aktifitas di pelabuhan, khususnya di wilayah Sumatera belum normal. Masih slow, instansi dan para pejabatnya masih sibuk halal bi halal di hari Lebaran ini,” tegas Khairul Mahalli yang dihubungi Ocean Week, pagi ini.
Sekjen Asdeki ini juga menyatakan, akibat kebijakan libur panjang Lebaran, banyak jadwal ekspor terpaksa harus ditunda, bahkan ada yang dibatalkan.
Pemerintah, ungkapnya, sebelumnya menjamin kalau operator pelabuhan tetap bekerja pada hari libur. “Tapi percuma saja karena kontainer juga tak bisa keluar dari depo,” ujar Khairul.
Masalah lain, masih banyak instansi yang baru masuk, lagi pula perbankan juga baru buka Kamis (21/6) kemarin, itupun belum full memberi layanan, sehingga proses transaksi menjadi terhambat. Pengurusan surat keterangan asal (SKA) juga tak bisa dilakukan karena Dinas Perindustrian dan Perdagangan di masing-masing daerah juga belum maksimal bekerja.
“Jadi percuma misalnya Pelindo tetap kerja, operator tetap kerja kalau instansi atau dinas terkait untuk pengurusan dokumen ekspor belum full kerja,” kritiknya.
Kata Khairul, libur panjang di Indonesia dinilainya agak bertolak belakang dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan produktifitas dengan slogan kerja, kerja, kerja. Karena itu, pihaknya meminta pemerintah segera mengevaluasi kebijakan tersebut, agar tahun depan tidak terulang lagi sehingga sangat merugikan dunia usaha.
Belum Normal
Sementara itu, Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jakarta menengerai aktivitas logistik ekspor impor dari dan ke pelabuhan Tanjung Priok pascalibur Lebaran belum normal.
“Pengurusan dan layanan aktivitas logistik melalui pelabuhan Priok hingga hari ini (22/6) belum normal, karena tidak semua importir dan eksportir serta pabrikan sudah mulai beraktivitas,” ungkap Adil Karim.
“Kalau importir dan eksportir libur panjang, otomatis anggota ALFI juga belum banyak aktifitasnya,” ucapnya.
Oleh sebab itu, Adil dan Khairul berharap, mulai pekan depan semua stakeholders dan instansi terkait dalam layanan ekspor impor di pelabuhan memacu kinerja dan produktivitasnya guna memperlancar pelayanan keluar masuk barang melalui pelabuhan Priok maupun di pelabuhan wilayah Sumatera.
Keduanya khawatir terjadi stagnasi karena mulai minggu depan, semua aktifitas dilakukan secara serentak.
Hal itu juga diakui salah satu penajat di Bea Cukai Priok yang mengkhawatirkan akan adanya itu. “Justru yang kami khawatirkan pasca Lebaran, kegiatannya dilakukan bersamaan, bisa stagnan,” kata Habib. (***)