Untuk meningkatkan Logistic Performance Index (LPI) dan Ease of Doing Business Indonesia, Inovasi dan pengembangan terhadap sistem Smart Port semakin di pertajam.
Ketua Umum DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, ALFI berharap agar sistem smart port ini dapat digunakan oleh para anggotanya yang tentunya akan membawa kemudahan di era digitilasasi saat ini.
Menurut Yukki, pengembangan konektifitas sistem smart port akan memberikan akses kepada lebih dari 53 pelayaran ocean going, terupdate dengan jadwal kedatangan dan keberangkatan kapal unlimited dari 130 negara, serta terhubung dengan manifest Jepang, Amerika Serikat, dan Kanada, track and trace container.
“Selain itu, pengguna bisa mem-booking slot kapal yang dituju beserta pengajuan pembuatan dokumen pengapalannya. Sistem ini akan bisa diakses melalui website ALFI yang sedang dikembangkan menjadi lebih komunikatif,” kata Yukki kepada Ocean Week di Belitung, Senin (5/3).
Ketua ALFI ini menyatakan, sistem itu direncanakan di pre-launch pada akhir Maret atau paling lambat awal April 2018. “Saat ini sedang uji coba, sebelum diluncurkan pada akhir Maret 2018,” ucapnya.
Yukki yakin sistem ini membawa kemudahan bagi pelaku logistik. Dia juga mengkritisi kurang tegasnya koordinasi pemerintah terkait dengan pelaksanaan Permnehub No: 120/2017 terhadap pihak-pihak yang menjalankan sistem secara parsial.
Menurut Yukki, integrasi merupakan keniscayaan yang akan membawa kemudahan bagi pemerintah ataupun para pelaku usaha logistik dan tentunya akan menjadi referensi sumber data bagi pihak pemerintah untuk tujuan yang lebih besar yaitu efisiensi pelabuhan dan logistik di Indonesia.
“Smart port akan berjalan terus dan dengan konektivitas yang telah terhubung ke 130 negara, tergantung pada pemerintah apakah ingin memaksimalkan sistem ini atau hanya berkutat di birokrasi dan regulasi,” kata Yukki. (ril/**)