Sebanyak 100 kapal cakalang berukuran diatas 170 GT milik warga Pekalongan ingin kembali meramaikan kegiatan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pekalongan. Cuma karena dangkal, kapal-kapal itu kini sekitar 70 unit masih berada di Muara Baru Jakarta Utara dan 30 kapal di Banyuwangi, Jawa Timur.
“Selama ini, kapal nelayan berbobot di atas 170 GT itu mengadakan kegiatan bongkar ikan di luar kota karena kondisi Pelabuhan Pekalongan masih dangkal,” kata Ketua Asosiasi Purseseine Indonesia (API) Kota Pekalongan, Mofid kepada Kantor Berita ANTARA, di Pekalongan.
Mofid berharap pemerintah membangun muara dengan salah satu tanggulnya menjorok ke laut sebagai upaya meminimalkan pendangkalan lumpur pelabuhan.
“Jika melihat pembangunan muara seperti sekarang ini maka selamanya muara akan cepat dipenuhi lumpur sehingga kapal akan kesulitan keluar atau masuk,” katanya.
Menurut dia, Kapal berbobot di atas 100 GT saja sekarang ini tidak bisa masuk pelabuhan tanpa ditarik dua kapal tunda. Karena itu, jika menginginkan kapal-kapal cakalang yang kini masih di luar daerah itu, maka muara pelabuhan harus diperbaiki agar tidak dangkal.
“Kalau kapal besar ini jadi melelangkan ikan di Tempat Pelelangan Ikan Pekalongan maka nantinya jelas akan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD),” ujarnya.
Sementara itu, Kepala TPI Kota Pekalongan, Sugiyo mengatakan bahwa rencana kapal besar akan lelang di TPI setempat dipastikan akan menambah PAD. “Hanya saja, jika kita ingin meramaikan kembali TPI maka kondisi pelabuhan tidak boleh dangkal agar kapal besar mudah masuk ke muara pelabuhan,” katanya. (***)