Kondisi dan situasi perekonomian dunia memang belum kondusif hingga saat ini. Tentunya akan memiliki dampak terhadap sektor usaha, termasuk bisnis logistik dan forwarder. Hal inilah yang menjadi salah satu pokok bahasan pada pertemuan ASEAN Freight Forwarder Association (AFFA) di Bangkok baru-baru ini.
Karena itu, semua pebisnis penting untuk mengantisipasi, dan perlu fokus untuk di dalam negeri. Untuk mengetahui seputaran itu, dan apa yang mesti dilakukan dunia usaha, Ocean Week mencoba menginterview Chairman AFFA Yuki Nugrahawan Hanafi, berikut petikannya.
Bisa cerita bagaimana kondisi perekonomian dunia saat ini dan pengaruhnya terhadap sektor logistik?
Kondisi Ekonomi belum kondusif, terlihat World Bank telah mengkoreksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 2,9 % menjadi 2,6 % . Hal tersebut akibat adanya perang dagang Cina-Amerika, tentunya ini akan berpengaruh kepada export Indonesia . Pada April 2019 penjualan eceran tercatat tumbuh melambat hanya 6,7 % . Level ini lebih rendah dari pertumbuhan penjualan eceran Maret tahun 2019 ini yang mencapai 10,1 % . Untuk Mei dan Juni diharapkan akan mencapai 9 % -10 % dikarenakan adanya peningkatan permintaan pada periode bulan Ramadan yang lalu. Untuk sektor logistik sendiri mengalami perlambatan dibandingkan tahun lalu. Untuk periode Januari-Mei 2019 khususnya untuk kegiatan export dan Import. Sedangkan untuk domestik naik sedikit terutama yang berkaitan dengan Sektor logistik pangan dan Migas.
Bagaimana mensikapi itu?
Meski hal ini tentunya tidak semua pelaku usaha yang mengantisipasi, dan kita ketahui bersama dimana perang dagang ini (Cina-Amerika) telah berlangsung dari akhir tahun lalu. Namun kita tetap akan fokus didalam negri. Kami melihat perekonomian indonesia memiliki kemampuan. Bagaimana kenaikan peringkat daya saing kita membaik dan Logistics Performance Indonesia juga membaik dari urutan ke 63 ke 46 walaupun di Asean kita mengalami penurunan dari urutan ke 4 menjadi urutan ke 5. Artinya ada beberapa indikator positif kedepan-nya.
Maksudnya?
Kedepan tentunya kita harapkan kondisi dapat lebih baik dan tentunya pelaku usaha akan mengantisipasi kondisi dengan mengkoreksi rencana kerja tahun ini. Kita juga berharap pemerintah segera dapat melanjutkan pekerjaan infrastruktur yang belum diselesaikan dan beberapa proyek lainnya. Hal ini akan mendorong kegiatan ekonomi dan kepercayaan investor nasional maupun asing.
Jadi?
Untuk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di 5,2 % sampai dengan 5,4% di tahun ini. SDM juga menjadi faktor yang sangat penting untuk ditingkatkan ke depan, kita bisa melihat beberapa Negara lainnya yang SDM-nya sudah maju.
ALFI sendiri bagaimana?
DPP ALFI juga sedang melakukan survey biaya logistik terhadap industri kita seperti automotif, Textil, Makanan dan Minuman , Elektronik dan farmasi berdasarkan wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan , Sulawesi dan Papua. Kami juga terus mendorong digitallisasi di Bidang logistik. Kita harapkan bagaimana dapat memperbaiki konektifitas melalui pilihan moda transportasi dengan Infrasruktur yang saat ini sudah lebih baik agar mendorong biaya logistik menuju level di bawah 20 % terhadap pertumbuhan ekonomi kita dalam dua tahun ini.
Artinya?
Intinya kedepan Daya saing kita harus lebih baik seperti yang telah disampaikan dari beberapa tahun yang lalu. Walau ASEAN saat ini masuk dalam no 6 urutan ekonomi dunia dan di Asia Asean no 3 setelah Cina dan India dan berbagai survey menyatakan Asean masuk dalam 4 besar dunia dalam 5 tahun kedepan. Sangat disayangkan kalau kita tidak ikut menikmati kuenya.
Apakah perlu peran pemerintah?
Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama dan harus fokus pada perbaikkan kedepannya. Peran pemerintah sangat diperlukan untuk membuat regulasi yang pro usaha dan terus memberikan kemudahan. (ridwan said/ow/***)