PT Trada Maritime Tbk (TRAM) bakal melakukan restrukturisasi utang setelah merampungkan kesepakatan dengan beberapa pihak. Dalam siaran persnya di Jakarta, Direktur TRAM, Asnita Kasmy menjelaskan, paling tidak ada empat pihak yang terlibat dalam restrukturisasi ini.
Pertama, International Finance Corporation (IFC) dan Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ (BTMU) untuk pelunasan utang sekitar USD34,9 juta. “Pelunasan melalui asset settlement kapal FSO Lentera Bangsa dan cash settlement. Finalisasi penyelesaian diharapkan pada kuartal I-2017,” katanya.
Lalu, kesepakatan dengan Bank Mandiri Singapura terkait utang sebesar USD10 juta. Penyelesaian dengan melakukan perpanjangan atas fasilitas kredit, penjualan aset kapal MV Samudera Bangsa dan cash settlement. Kemudian, ICBC untuk penyelesaian utang senilai USD8,26 juta. Keempat, klaim asuransi FSO Lentera Bangsa yang sedang menghadapi arbitrase dari Svitzer Salvage B.V dengan total klaim sebesar USD17 juta.
Sebagai informasi, perseroan membukukan kerugian bersih pada kuartal pertama 2016 sebesar USD1,01 juta atau USD(0,000104) per saham, angka tersebut menunjukkan anjloknya kinerja TRAM pada kuartal pertama 2016 bila dibandingkan dengan laba bersih pada priode yang sama tahun 2015 sebesar USD0,41 juta atau USD0,00004 per saham.
Penurunan kinerja TRAM pada kuartal pertama 2016 tersebut terutama disebabkan oleh kerugian kurs pada kuartal pertama 2016 sebesar USD1,16 juta dibandingkan keuntungan kurs pada priode yang sama tahun lalu yaitu sebesar USD1,57 juta, dan penjualan perseroan mengalami penurunan dari USD8,48 juta menjadi USD7,54 juta atau turun 11,08%.
Seperti diketahui, pada 11 Oktober 2016 BEI melalui Pengumuman No: Peng-SPT-0042/BEI.WAS/10-2016 menjatuhkan sanksi suspend saham TRAM. Alasan BEI mensuspend saham TRAM terkait peningkatan harga kumulatif yang signifikan. Maka dalam rangkan cooling down, BEI memandang perlu menghentikan sementara perdagangan saham Trada Maritime pada perdagangan tanggal 12 Oktober 2016.
Menurut BEI, suspend saham TRAM dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai dengan tujuan memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham TRAM.
Sementara itu pada akhir sesi pertama perdagangan hari ini, Kamis (2/2) lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau masih menguat dan tetap melaju di jalur positif. IHSG pada akhir sesi pertama perdagangan menguat 15,08 poin atau naik 0,28 persen ke kisaran 5.342,24.
Sejumlah saham mampu mencatatkan dirinya sebagai saham paling diburu investor. Tempat teratas diduduki saham MNC Investama Tbk (BHIT) yang ditransaksikan sebanyak 13.067 kali. Urutan kedua ditempati saham Trada Maritime Tbk (TRAM) yang berpindah tangan sebanyak 9.888 kali.
Menyusul kemudian saham Bumi Resources Tbk (BUMI) yang ditransaksikan sebanyak 7.834 kali. Posisi keempat ditempati saham Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP) yang berpindah tangan sebanyak 6.012 kali.
Sedangkan, tempat kelima diduduki saham Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) yang ditransaksikan sebanyak 5.899 kali.(ktn/bs/**)