Kegiatan keluar masuk kapal dan bongkar muat di TPK Koja masih berlangsung normal. Jika ada penurunan throughput hanya dari kapal OOCL yang rutenya Hongkong, Malaysia, Priok.
“Penurunan ada akibat wabah Corona ini. Untuk kapal yang ke TPK Koja pada bulan Februari dan Maret 2020 ini sekitar 10%. Namun untuk kegiatan keluar masuk kapal dan bongkar muat masih normal,” kata GM TPK Koja Hudadi Soerja Djanegara, Minggu malam (22/3), menjawab Ocean Week, di Jakarta.
Namun, untuk muatan ekspor justru ada peningkatan. Menurut mantan GM Pelindo II Cirebon ini, volume petikemas yang masuk ke terminal ini selama dua bulan pertama di tahun 2020 hanya tercatat 9.000 TEUs. “Itu karena muatan yang dibawa kapal asal China OOCL sangat turun. Biasanya menagngkut 3 ribu TEUs, kini hanya 1.000 per Minggu,” ujarnya.
Ocan, panggilan akrab Hudadi juga belum bisa memperkirakan sampai kapan pengaruh dari musibah dunia akibat COVID-19 ini berakhir. “Yang pasti kami terus berupaya,” ungkapnya.
Dia juga bercerita, untuk kapal-kapal rute Asia yang ke terminal ini tak ada pengaruh.
Menjawab bagaimana kinerja operasional, Ocan mengatakan, operasional TPK Koja tetap berjalan seperti biasa, melayani pengguna jasa 24/7. “Para petugas lapangan juga dibekali dengan pelindung kesehatan standar yang sudah ditetapkan,” katanya lagi.
Dia menambahkan, kalau pada tahun 2020, pihaknya akan melakukan perbaikan dan penguatan dermaga sepanjang 600 meter termasuk penggantian rel quay crane.
“Investasi yang sudah disetujui pemilik TPK Koja tahun ini berupa bangunan fasilitas pelabuhan dan instalasi fasilitas pelabuhan termasuk penambahan peralatan bongkar muat. Tahun ini terealisasi,” ucap Ocan.
Saat ini rencana itu sudah ditangani Kantor Pusat, tender juga dipercepat. Hudadi mengungkapkan, kalau TPK Koja berencana menambah peralatan bongkar muat peti kemas yakni 3 container crane super post panamax, 4 unit rubber tyred gantry crane (RTG).
Untuk diketahui, pada tahun 2019 lalu, TPK Koja berhasil mencatatkan layanan arus peti kemas sebesar 914.000 TEUs atau lebih tinggi 10% dari rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) tahun sebelumnya sebanyak 824.000 TEUs.
Adapun realisasi total arus kapal (call) yang dilayani TPK Koja pada tahun 2019 mencapai 491 call dengan rincian 300 kapal ocean going (internasional) dan 191 kapal inter island (feeder).
Pengoperasian TPK Koja di pelabuhan Tanjung Priok saat ini berdasarkan Kerjasama Operasi (KSO) antara PT Pelabuhan Indonesia II/IPC dengan Hutchison Port Indonesia (HPI).
Dengan berbagai rencana pengembangan tadi, diharapkan kedepan throughput melalui TPK Koja bisa terus meningkat sesuai dengan target yang diinginkan. (**)