Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) menjadikan 6 pelabuhan sebagai Pilot Project dalam pelaksanaan peningkatan keselamatan dan keamanan pelayaran di Indonesia. Tiga pelabuhan jadi prioritas pertama yakni Kali Adem (Muara Angke), Sri Bintang Pura Tanjung Pinang, dan Murhum Bau-bau. Sedangkan Tarakan, Tubelu Ambon, dan Tanjung Perak Surabaya dijadikan prioritas kedua.
Direktur KPLP, Junaidi menyatakan hal itu pada acara Rakor Angkutan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, hari Rabu (21/11), bertempat di Merlyn Park Hotel, Jakarta Pusat, yang diikuti oleh para KSOP, Kepala Otoritas Pelabuhan Kelas Utama, dan pelayaran. “Pelabuhan-pelabuhan itu akan diterapkan E-Ticketing,” katanya.
Junaidi mengemukakan bahwa Kali Adem sudah siap menerapkan sistem ticketing online. “Di Kali Adem jika pada Sabtu dan Minggu, sekitar 3000 sampai dengan 7000 orang penumpang menggunakan kapal dari Jakarta ke wilayah kepulauan seribu,” ujarnya.
Menurut Junaidi, untuk Kali Adem hanya tinggal satu pelayaran yang belum siap dengan sistem tersebut, namun pihaknya sudah berkoordinasi dengan pelayaran itu. “Semua kapal yang beroperasi di pelabuhan-pelabuhan itu harus sudah tersertifikasi keselamatan pelayaran,” ucapnya lagi.
Junaidi menambahkan, dengan sistem yang diterapkan di enam Pelabuhan sebagai pilot projectnya, nanti aspek peningkatan keselamatan dan keamanan pelayaran itu bisa diwujudkan secara lebih baik lagi.
“Kalau nanti dari 6 Pelabuhan pilot project ini sudah settle semua, tentunya nanti akan menyebar ke seluruh pelabuhan-pelabuhan yang ada,” jelasnya.
Disisi lain, sebelum nanti kita lakukan Law Enforcement secara masif tentunya dilakukan edukasi pemberian pembelajaran bimbingan teknis kepada seluruh stakeholder dan juga terhadap awak kapal serta pelaku usaha untuk kapal-kapal pelayaran rakyat dan tradisional. Itu semuanya menindaklanjuti instruksi dari Menteri Perhubungan Nomor 10 tahun 2018 yang ditetapkan tanggal 14 Agustus 2018 tentang rencana aksi peningkatan keselamatan pelayaran di Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Lala Capt. Wisnu Handoko juga menyatakan bahwa Kemenhub akan terus membantu kelancaran angkutan natal dan tahun baru. (Nataru).
Sementara itu, Syahbandar Makassar Victor menyampaikan bahwa kedatangan kapal penumpang sering tak sesuai dengan jadwal, sehingga tidak jarang jadi menginap. “Dan akhirnya para penumpang harus mengeluarkan anggaran tambahan,” ungkapnya.
Selain itu, Victor juga mengungkapkan jika kapal yang tiba di pelabuhan Makassar belum terkonektifitas dengan kapal-kapal lanjutan ke daerah lainnya.
Mendapat masukan dari Syahbandar Makassar itu, baik Wisnu Handoko maupun Janaidi menyatakan akan menjadikannya sebagai bahan evaluasi.
Ditempat sama, salah satu pelayaran DLU mengemukakan, kalau pihaknya sudah menggunakan sistem ticketing online. (ow/***)