Throughput Terminal Teluk Lamong tahun ini (Januari-Oktober 2024) sudah tercapai sebanyak 971.677 twenty foot equivalent units (TEUs), atau tumbuh 8% dibanding periode yang sama tahun 2023.
Angka tersebut terdiri dari 738.568 TEUs dari kegiatan di Terminal Teluk Lamong, dan di terminal Nilam sebesar 233.108 TEUs.
“Untuk target 2024, di TTL saja diharapkan bisa mencapai 879.978 TEUs dan di Terminal Nilam 406.533 TEUs. Kami optimistis bisa melampaui target tersebut,” ujar Direktur Utama Terminal Teluk Lamong (TTL) David P. Sirait kepada Ocean Week, di kantornya, Jumat siang.
Sementara untuk kargo curah, David mengatakan sampai Oktober sudah melayani 3,5 juta ton. “Kalau melihat kapal curah yang kesini (TTL), hingga akhir tahun 2024 bisa mencapai 4 juta ton, atau naik 11% dibandingkan tahun lalu. Dan kami optimis tercapai,” jelasnya.
Menurut David, dengan inovasi dan efisiensi (value creation) sampe dengan Oktober, TTL bisa menghemat Rp 34 miliar, dan hingga Desember kemungkinan bisa menghemat Rp 57,6 miliar.
Selain itu, ungkap David, untuk meningkatkan performance layanan kepada pengguna jasa, TTL pun menerapkan unlock kapasitas peti kemas dengan memperbaiki pola operasi, serta bekerjasama dengan PT Multi Terminal Indonesia (MTI) terkait penambahan alat maupun trucking pendukung bongkar muat.
Sementara untuk program 2025, David menyampaikan akan fokus pada penambahan storage termasuk bagging untuk meningkatkan kapasitas di lapangan.
“Lalu ada berthing priority,” ungkap David didampingi Dahlia, corporate secretary TTL.
Untuk jangka menengah, kata David, akan ada penambahan kade, dan menambah sejumlah peralatan.
Seperti diketahui, ada sejumlah pelayaran lokal sebagai pengguna jasanya, yakni Temas, Tanto, dan SPIL.
Apresiasi Pelayaran
Ternyata layanan yang dilakukan oleh TTL cukup bagus dan memperoleh apresiasi positif dari pelayaran, salah satunya PT Temas Line Tbk.
Manager Operasional PT Pelayaran Tempuran Emas (Temas Line) Tbk, Jajang Haris mengungkapkan, saat ini market share Temas Line merupakan yang terbesar di TTL dengan volume peti kemas domestik mencapai rata-rata 10-12 ribu TEUs/bulan.
Dia mengatakan, Operasional Temas Line di Surabaya mayoritas melayani rute pendulum kawasan timur Indonesia seperti ke Papua, Makasar, Maluku, Bitung, Dumai dan Sampit.
“Ada 13 kapal Temas yang layani ke KTI dari Surabaya,” ujar Jajang Haris.
Jajang berharap agar layanan TTL yang saat ini sudah bagus, bisa ditingkatkan lagi. (***)