DPC INSA Palembang mengapresiasi layanan positif di pelabuhan Boom Baru oleh PT Pelindo. Hanya saja mereka menyayangkan adanya ketidak Adilan kebijakan ship to ship (STS) dari KSOP Palembang.
“Misalnya kapal yang ukurannya lebih panjang dan lebih besar diperbolehkan sandar di dermaga, sementara kapal ukuran lebih kecil harus bongkar muat barangnya secara STS. Itu yang sebenarnya INSA melihat ada ketidak Adilan,” kata Suwandi, Sekretaris DPC INSA Palembang dibenarkan Buyung Eden, wakil ketua sewaktu bertemu dengan Ocean Week di Palembang, beberapa waktu lalu.
INSA berharap agar kebijakan tersebut tidak tebang pilih, karena pihaknya melihat justru kapal yang besar dibolehkan melakukan bongkar muat merapat di dermaga, namun yang lebih kecil justru diminta STS.
INSA Palembang, juga menyoroti kedangkalan alur sungai Musi, sehingga untuk kegiatan pemanduan kapal lebih sering menunggu air pasang. “Tapi saya dengar katanya Pelindo akan melakukan pengerukan, cuma sampai sekarang belum dilaksanakan,” ujarnya.
Menjawab persoalan fuel surcharge, Suwandi mengatakan bahwa di pelabuhan Palembang untuk fuel surcharge sebagai biaya tambahan yang dikenakan kepada pelayaran, tak ada masalah disini. Mengingat, INSA Palembang dengan Cabang Pelindo Regional 2 Palembang ada MoU tersendiri, merujuk kerjasama antara DPP INSA dengan PT Pelindo. “Disini nggak ada masalah,” ungkapnya singkat.
Sementara itu, M. Ichsan, Kasi Lala KSOP Palembang menyampaikan bahwa kegiatan ship to ship (STS) di Tanjung Kampeh Banyuasin Sumsel, bisa mencapai rata-rata 20-an unit kapal berukuran besar (mother vessel) setiap bulan.
Kegiatan STS di Tanjung Kampeh kini cukup menggeliat lantaran bisa diangkut lanjut melalui tongkang dari dan ke terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS) maupun pelabuhan Boom Baru Palembang.
“Namun untuk kegiatan STS di Tanjung Kampeh itu bersifat business to business ( B to B ) dan satu mother vessel bisa dilayani 8-10 kapal tongkang. Dalam kaitan ini, pihak KSOP hanya mengawasi,” katanya.
Tanjung Kampeh ke Boom Baru Palembang berjarak sekitar 100-an km melalui Sungai Musi Palembang dengan ditempuh 6-8 jam.
INSA Palembang, kata Suwandi dan Byung ingin supaya pelayanan ditingkatkan, dan tidak ada perbedaan perlakuan kepada pelayaran siapapun. (**)