PT MCS Internasional, perusahaan grup PT Humpuss akan merambah untuk menciptakan sumber daya pelaut profesional atau crew kapal yang handal di sektor kapal cruise pada tahun 2019 mendatang.
Hal itu dikatakan Direktur PT MCS Internasional , Johan Novitrian kepada Ocean Week, usai Public Expose PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk, di Jakarta, Senin (26/11). “Sampai dengan tahun 2018 ini, kami sudah mengelola sebanyak 1.528 crew. Mayoritas adalah untuk crew kapal-kapal energy, makanya di tahun 2019 nanti, kami ingin merambah ke kapal cruise,” katanya didampingi Lisda Y. Satria, direktur utama Humpuss Trilogi.
Dari 1.528 crew tersebut yang dididik di lembaga milik Humpuss itu, semua ditempatkan pada kapal-kapal yang dioperasikan perseroan. “Mereka itu berada pada kapal-kapal PT Humpuss Transportasi Kimia, PT Humpuss Transportasi Curah, dan Humolco,” kata Johan.
Selain itu, crew kapal itu juga berada pada MOL LNG Tokyo, MOL LNG Asia Hongkong, ASAHI Tanker, Unix Line Singapore (MOL Chemical Tanker), Jasa Armada Indonesia (JAI), Bina Nusantara Perkasa, dan SSA. “Semuanya ini dari eksternal,” ungkapnya lagi.
Menurut Johan, ada nilai plus bagi Humpuss dengan mendidik crew kapal di lembaga sertifikasi milik Humpuss, karena selain loyalitasnya bisa dijamin, juga dapat memberikan informasi tentang bermacam hal yang sangat berguna untuk perusahaan (Humpuss), serta bangsa dan negara Indonesia.
Sementara itu, Lisda menyatakan, pembangunan infrastruktur maritim yang tengah digalakkan oleh pemerintah sangat mendorong Grup Humpuss membuka program pendidikan pascasarjana khusus di bidang maritim. Program ini diharapkan bisa melahirkan manajer-manajer yang handal di bidang maritim, khususnya manajemen rantai pasok atau supply chain management.
Menurut Lisda Program magister ini merupakan kerja sama antara Grup Humpuss lewat PT Etsi Hutama Maritim (Humpuss Trilogi Maritime Training Center) dengan Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI) dan STC Rotterdam.
“Program ini sangat segmented dan menjadi yang pertama di Indonesia dan menjadi kontribusi nyata dari Grup Humpuss untuk Indonesia dalam mendukung program pemerintah menjadi poros maritim dunia,” ujarnya.
Lisda menyebut, pembangunan pelabuhan baru maupun pengembangan pelabuhan yang sedang berjalan perlu diimbangi dengan peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM). Untuk diketahui, saat ini ada sepuluh proyek pelabuhan yang masuk dalam proyek strategis nasional, mulai dari Pelabuhan Patimban, Pelabuhan Kuala Tanjung, hingga Pelabuhan Bitung. Di samping itu, pemerintah juga tengah mengembangkan 24 pelabuhan yang menjadi pelabuhan pengumpul dalam program Tol Laut.
Menurut Lisda, dinamika kepelabuhan masa kini diniilai membutuhkan keterampilan dan keahlian yang makin spesifik. Oleh karena itu, Lisda menyebut para pemangku kepentingan yang berkaitan langsung dengan kepelabuhan perlu meningkatkan kompetensinya.
Humpuss Trilogi menargetkan, para operator pelabuhan maupun regulator bisa menjadi peserta dalam program magister berdurasi empat semester ini. Di samping itu, Humpuss Trilogi juga menyasar para pejabat kepabeanan dan juga pejabat pemerintah daerah yang memiliki fasilitas pelabuhan. (rid/***)