Kesepakatan antara serikat pekerja dan pengusaha di pelabuhan pantai barat telah menenangkan komunitas pelayaran, lapor Chicago’s Chain Store Age.
Namun dampak serangan rudal di Laut Merah menyebabkan waktu transit yang berkepanjangan dan peningkatan biaya bagi pengecer.
Setelah berakhirnya musim liburan, volume kargo yang masuk di pelabuhan peti kemas utama di seluruh negeri diperkirakan akan menurun secara bertahap selama kuartal pertama, dan kemudian meningkat pada musim semi.
Perlambatan ini terjadi bersamaan dengan gangguan pada rantai pasokan ritel yang dipicu oleh serangan terhadap kapal kargo di Laut Merah, sebagaimana disoroti dalam laporan Global Port Tracker yang dibuat bersama oleh National Retail Federation dan Hackett Associates.
“Ini adalah perlambatan yang biasa terjadi ketika rantai pasokan terhenti setelah musim liburan yang sibuk, namun selalu ada tantangan baru di depan mata,” kata wakil presiden federasi Jonathan Gold.
“Pengecer bekerja sama dengan mitra operator mereka dalam strategi mitigasi untuk membatasi dampaknya, namun kami melihat waktu transit yang lebih lama dan peningkatan biaya sebagai dampaknya.
Sri Lanka Siap Kirim Kapal Perang
Sementara itu, Angkatan Laut Sri Lanka sedang bersiap mengirim kapal perang untuk bergabung dengan angkatan laut internasional guna membantu melawan serangan rudal terhadap kapal-kapal di Laut Merah dari Yaman, lapor NewsWire.lk dari Kolombo.
Kelompok Houthi, yang menguasai ibu kota Yaman, telah menyerang kapal-kapal dengan serangan rudal dan drone sebagai bentuk simpati terhadap Hamas yang telah berperang melawan Israel.
Kapten Angkatan Laut Sri Lanka Gayan Wickramasuriya, mengatakan mereka akan bergabung dalam perjuangan untuk mempertahankan jalur perdagangan maritim internasional.
Dia menambahkan, meski tanggal pasti pengerahannya belum ditentukan, kapal Angkatan Laut Sri Lanka dikirim berdasarkan arahan presiden.
Seperti diketahui dengan semakin memanasnya situasi di Laut Merah, banyak kapal milik perusahaan raksasa dunia seperti Maersk, Hapag Lloyd, CMA CGM terpaksa menghentikan rute tersebut, dan mengalihkan melalui Tanjung Harapan dengan biaya yang lebih mahal tentunya.
Apalagi terakhir, Houthi merudal kapal kargo Amerika Serikat (AS), ini akan menjadikan situasi di Laut Merah semakin mengkhawatirkan. (**/scn)