COSCO Shipping telah menangguhkan kunjungan ke pelabuhan Israel. Maskapai milik negara Tiongkok itu mengambil langkah tersebut di tengah meningkatnya ketegangan di Laut Merah menyusul serangan terhadap kapal oleh milisi Houthi di Yaman.
Namun Cosco tidak memberikan pernyataan apapun mengenai hal ini.
Tetapi, menurut berita yang ditulis Globes, melaporkan bahwa langkah yang dilakukan oleh operator kapal terbesar keempat ini akan menjadi perkembangan signifikan yang akan berdampak pada operator kapal lainnya. Itu termasuk perusahaan pelayaran Israel Zim yang bekerja sama dengan Cosco dan harus mengoperasikan lebih banyak layanan.
Meskipun Cosco telah mengubah rute banyak kapal di sekitar Tanjung Harapan, perusahaan tersebut telah melakukan sejumlah transit di Laut Merah tanpa insiden apa pun.
Ini termasuk Cosco Shipping Kilimanjaro berkapasitas 14,568 TEU (dibangun tahun 2017) yang melewati jalur tersebut minggu lalu.
Media Israel menganggap kemungkinan Houthi menembaki kapal-kapal Cosco adalah kecil mengingat hubungan kuat Tiongkok dengan Iran, yang menjadi pelindung serangan Houthi terhadap kapal-kapal dagang.
Namun langkah ini akan membuat Cosco semakin sejalan dengan kebijakan perusahaan sejenisnya yang berbasis di Hong Kong, Orient Overseas Container Line (OOCL).
OOCL, yang pada akhirnya menjadi milik China Cosco Shipping, mengumumkan bahwa mereka menangguhkan semua bisnis di Israel sebelum Natal karena “masalah operasional”.
OOCL, salah satu perusahaan transportasi kontainer dan logistik terintegrasi terbesar di dunia, adalah salah satu dari beberapa perusahaan pelayaran yang salah satu kapalnya diserang oleh pasukan Houthi Yaman.
Kapal sewaan OOCL, berkapasitas 4.253 TEU Nomor 9 (dibangun tahun 2007) dihantam oleh pesawat tak berawak yang diluncurkan oleh Houthi.
Rezim Houthi, yang menguasai ibu kota Sanaa, juga menguasai sebagian besar wilayah Yaman, telah mulai menyerang kapal-kapal komersial untuk mendukung Hamas di Gaza yang telah berperang melawan Israel.
Kelompok Houthi mengklaim hanya menargetkan kapal-kapal yang mereka yakini dikendalikan oleh kepentingan Israel atau singgah di pelabuhan-pelabuhan Israel.
Namun beberapa serangan terhadap operator kapal telah menyebabkan sebagian besar dari 10 operator kapal teratas menghentikan transit melalui Laut Merah dan Terusan Suez.
OOCL adalah salah satu perusahaan pertama yang menyatakan secara terbuka bahwa mereka tidak akan lagi menangani kargo yang menuju atau dari Israel.
Laba Turun 78%
COSCO memperkirakan akan melaporkan laba bersih tahun 2023 dengan penurunan laba operasional sebesar 80 persen dibandingkan tahun lalu menjadi US$3,9 miliar, lapor Journal of Commerce di New York.
Penurunan ini disebabkan oleh kelebihan kapasitas, geopolitik, dan anjloknya tarif angkutan.
Ketidakseimbangan pasokan-permintaan yang terus meningkat sepanjang tahun 2023 jelas telah mengakhiri keuntungan besar selama dua tahun ini.
Cosco, perusahaan induk Cosco Shipping dan OOCL, mengatakan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang diantisipasi sebesar $5,1 miliar untuk tahun lalu akan mewakili penurunan 78,54 persen dari tahun 2022.
“Pada tahun 2023, ketika industri pelayaran peti kemas menghadapi berbagai tantangan seperti melemahnya permintaan transportasi, peningkatan pasokan kapasitas pelayaran dan ketegangan geopolitik, tingkat tarif angkutan pasar turun secara signifikan dibandingkan tahun lalu [2022],” kata Cosco.
Grup operator ini memperkirakan laba bersih tahun 2023 sebesar $3,9 miliar, turun 78 persen dari laba bersih tahun 2022 sebesar $18 miliar.
Konsultan kontainer yang berbasis di Paris, Alphaliner, mengatakan penurunan pendapatan pada tahun 2023 melebihi penurunan tarif laut.
Indeks Pengangkutan Kontainer Tiongkok, yang merupakan kombinasi kurs spot dan kontrak, rata-rata mencapai 937,29 poin hingga tahun 2023, turun 66 persen dibandingkan tahun 2022.
“Hasilnya menunjukkan laba operasional grup hanya sebesar CNY3,4 miliar (US$474 juta) untuk operator Tiongkok pada kuartal terakhir tahun ini, kurang dari setengah dari CNY8,5 miliar yang dilaporkan pada Q3 2023, meskipun hasilnya kemungkinan akan membaik pada periode saat ini menyusul lonjakan tarif akibat gangguan layanan di Laut Merah,” kata Alphaliner. (**/scn)