PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP) telah menjual kapal motor Laksmini seharga Rp 16,79 miliar atau sekitar US$ 1,25 juta kepada PT GHS Maritim Indonesia.
Dalam siaran persnya di Jakarta, menyebutkan jual beli kapal tersebut sebagaimana dituangkan dalam perjanjian jual beli kapal pada 17 Juli 2017, mengikat antara SHIP dengan PT GHS Maritim Indonesia (GHS).
Disebutkan pula bahwa SHIP setuju menjual kapal seharga Rp16,79 miliar atau setara dengan US$ 1,25 juta (kurs Rp 13.436 per dolar). “Nilai transaksi ini setara dengan 2,53% dari ekuitas SHIP, berdasar laporan keuangan Desember 2016 sebesar US$ 49,33 juta. Pembayarannya nanti akan melalui beberapa termin, yaitu pembayaran awal sebesar Rp1,25 miliar. Pembayaran dilakukan maksimal dua hari setelah tanggal perjanjian,” sebut siaran pers itu.
Aset perseroan mengalami kenaikan signifikan dari US$41,9 juta menjadi US$101,3 juta. Hal ini ditopang oleh kenaikan aset tetap neto yaitu senilai US$ 92,9 juta dari US$ 38,6 juta. Liabalitas dan ekuitas pun demikian, naik dari US$ 41,9 juta pada 2015 menjadi US$ 101,3 juta pada 2016.
Sillo kini memiliki 11 armada dengan full working contract, baik berjangka menengah maupun berjangka panjang, temasuk dua kapal FSO.
Disebutkan juga periode pelunasan dilakukan dengan membayar sebesar Rp15,54 miliar. Pembayaran tersebut akan dilakukan pada saat penandatanganan akta jual beli kapal di hadapan notaris.
Perseroan mengungkapkan transaksi jual beli tersebut merupakan transaksi afiliasi dan tidak mengandung benturan kepentingan. Pada saat ini, kapal tersebut masih disewakan oleh SHIP kepada Petrochina International Jabung Ltd. Setelah penandatanganan dengan notaris tersebut, GHS sepakat untuk menyewakan kapal tersebut kepada SHIP.
Lalu transaksi sewa tersebut merupakan transaksi yang akan menunjang kegiatan usaha utama perseroan di bidang usaha pelayaran.
Sebagaimana diketahui bahwa pada 2016 SHIP mencetak pertumbuhan laba bersih sebesar US$ 5 juta. Laba bruto SHIP tercatat US$ 7,6 juta naik dari tahun 2015 senilai US$ 7,1 juta. Laba usaha mengalami penurunan dari US 5,2 juta pada 2015 menjadi US$ 4,9 juta tahun 2016.
Setelah IPO (initial public offering) tahun lalu, SHIP mampu meraup dana mencapai Rp70 miliar. Perusahaan mendapatkan tambahan modal usaha dan bisa mengakuisisi perusahaan pelayaran PT Suasa Benua Sukses dan menambah tiga armada baru, termasuk LPG Floating Storage Offloading (LPG FSO).
Terpercaya
Pada awal berdirinya, Sillo merupakan Marketing Representative dari beberapa perusahaan pelayaran ternama yang beroperasi di Indonesia seperti Tidewater, Gulf Marine, Maersk, Eastern Navigation, Andromeda, dan lain-lain.
Selama 2 dekade masa operasionalnya tersebut, Sillo menjadi perusahaan pelayaran terpercaya dengan reputasi servis yang amat baik. Hal ini dibuktikan dengan rekam jejak Sillo yang mencatat hampir seluruh perusahaan minyak dan gas di Indonesia pernah menjadi kliennya.
Navigasi bisnis PT Sillo Maritime Perdana Tbk mulai berubah pada Oktober 2008 yaitu semenjak dibelinya 1 (satu) unit Vessel Anchor Handling Tug Supply ( AHTS) yang dinamakan Ina Latu.
Dalam kurun waktu 3 tahun berturut-turut, Sillo terus melakukan penambahan armadanya hingga memperoleh total 8 (delapan) kapal dengan fungsi dan jenis yang beragam, seperti Tug Boats, Crew Boat, Self Propelled Oil Barge (SPOB), Floating Storage Offloading (FSO), dan Utility Vessel.
Berbekal pengalaman yang luas dan keyakinan pada masa depan industri pelayaran, Sillo akhirnya Go Public pada bulan Juni 2016. Keputusan Sillo tersebut nyatanya membuahkan feedback positif yakni berupa tambahan modal usaha, sehingga di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang fluktuatif sekalipun, Sillo tetap berhasil mengakuisisi perusahaan pelayaran sejenis bernama PT Suasa Benua Sukses (SBS) dan mampu menambah asset perusahaan berupa 3 armada baru termasuk LPG FSO.
Sillo kini tercatat sebagai pemilik resmi dari 11 (sebelas) armada dengan full working contract, baik berjangka menengah maupun berjangka panjang.
Dengan memiliki 2 kapal FSO berkualitas tinggi dengan kru kapal yang berkompeten, Sillo melangkah optimis menuju eksistensi yang semakin kuat di bidang pelayaran khususnya penyedia armada lepas pantai (offshore support vessels) untuk industri hulu minyak dan gas di Indonesia. (***)