PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) mencatatkan laba bersih sebesar USD 32,2 juta atau setara dengan Rp 473,7 miliar (kurs Rp 14.713 per dolar AS).
Menurut Direktur Utama PT Buana Lintas Lautan Tbk, Kevin Wong, kinerja ini disumbang dari pendapatan usaha sebesar USD 98,0 juta di semester pertama 2020, naik signifikan dibandingkan setahun sebelumnya yang mencapai USD 48,8 juta pada periode yang sama.
“Hasil penguatan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain rekor pertumbuhan armada tertinggi dengan 14 kapal tanker tambahan, semua kapal tambahan adalah kapal tanker besar dengan margin lebih tinggi, dan peningkatan kontribusi dari operasional pasar internasional dengan margin lebih tinggi,” katanya dalam keterangannya, di Jakarta, Senin (3/8).
Dia mengungkapkan, antara 1 Juli 2019 hingga 31 Desember 2019, BULL menerima 6 kapal tambahan ke dalam armadanya. Lalu menerima 8 kapal lagi di Semester Pertama tahun 2020 dan sebagian sudah beroperasi selama periode ini.
Secara keseluruhan, kapasitas tonase efektif armada meningkat dari 887.307 DWT menjadi 1.888.948 DWT, sebuah peningkatan sebesar 112,9 persen. Jumlah kapal tanker meningkat dari 19 kapal menjadi 33 kapal.
Pada saat yang sama, pendapatan Time Charter Equivalent (TCE) rata-rata untuk semua segmentanker utama BULL meningkat karena diversifikasi BULL ke pasar internasional.
Pada semester pertama 2019, sekitar 15 persen dari pendapatan TCE BULL berasal dari operasi internasional.
“Ini meningkat menjadi sekitar 35-40 persen di semester pertama tahun 2020. Selain itu, di pasar kapal tanker internasional, tarif TCE untuk kapal tanker Long Range 2 (LR2) dan kapal tanker Handy-size meningkat sebesar 75,7 persen dan 33,6 persen,” ujar Kevin.
Meskipun tarif sewa pada semester pertama 2020 tetap tinggi karena meningkatnya permintaan dari penyimpanan minyak terapung untuk menyimpan kelebihan produksi minyak dunia, pada kenyataannya di semester pertama tahun ini telah terlihat efek negatif yang substansial dari pandemi COVID-19.
“Pandemi tidak hanya sangat mengurangi konsumsi dan produksi minyak mentah, tetapi juga secara artifisial meningkatkan kapasitas armada tanker minyak yang beroperasi di dunia,” ungkapnya.
Biasanya dalam setiap bulan sekitar 3-3,5 persen dari armada dunia tidak beroperasi karena semua kapal harus melakukan pemeliharaan berkala (docking) setiap 30 bulan.
Namun, karena semua galangan besar ditutup hampir sepanjang semester pertama 2020 karena COVID-19 dan bahkan mengganti awak kapal saja mustahil dilakukan, kapal-kapal tanker minyak ini tetap beroperasi sehingga secara artifisial meningkatkan armada operasional sebesar sekitar 7-10 persen.
Kevin yakin, ke depannya kondisi ini akan berbalik dan menjadi dampak positif bagi pasar kapal tanker minyak. Kapal-kapal yang harus melakukan docking yang tertunda sekarang harus melaksanakan pemeliharaan berkala (docking), dan dengan demikian akan mengurangi kapasitas armada kapal tanker minyak dunia sebesar 7-10 persen selama beberapa bulan ke depan.
“Selama bulan Juni jumlah kapal yang masuk galangan untuk docking meningkat 84 persen dibandingkan di bulan Mei, dan tren ini diperkirakan akan meningkat selama beberapa bulan ke depan karena lebih banyak galangan kapal akan mulai dibuka kembali,” kata Kevin Wong.
Seperti diketahui bahwa harga saham per lembar pelayaran BULL di bursa saham Jakarta juga terus membaik. (***)