Sementara untuk perkeretaapian, pembangunan jalur kereta api, termasuk jalur ganda dan reaktivasi rel sepanjang 735,19 kilometer, serta melakukan peningkatan dan rehabilitasi jalur kereta api sepanjang 394,6 km.
Di sektor udara, Budi Karya mengungkapkan, Kementerian Perhubungan telah membangun bandar udara di daerah terpencil hingga perbatasan untuk membuka akses transportasi dan konektivitas. “Ada 10 bandar udara yang dibangun sejak tahun 2014 sampai 2018,” ungkapnya.
Menhub Budi menambahkan, pemerintah dalam empat tahun terakhir ini juga membangun serta mengembangkan sekolah tinggi dan kampus-kampus pendidikan transportasi, termasuk pengadaan sarana pesawat latih dan kapal latih terus dilakukan.
“Semua itu demi melahirkan sumber daya manusia transportasi yang unggul dan kompeten di bidangnya masing-masing,” kata Budi Karya.
Tol Laut
Seperti diketahui, sejak digaungkan Presiden Jokowi pada 2014 lalu, program tol laut terus berkembang, terutama dari sisi trayek. Saat awal dirintis pada 2015, trayek tol laut hanya ada 6 rute. Sekarang hingga 2018 sudah mencapai 15 trayek.
Namun di sisa satu tahun pemerintahan ini, Pekerjaan Rumah (PR) untuk tol laut masih cukup banyak. Terutama masalah keterisian angkutan. Okupansi kapal tol laut hingga saat ini masih belum besar, terutama pada saat kapal kembali. Ini yang masih sering menjadi keluhan hampir semua kalangan.
Pelni misalnya. di sepanjang tahun 2018 ini, rata-rata okupansi (keberangkatan) mencapai 60%, sedangkan muatan balik tak lebih dari 6%.
Sebagai BUMN yang ditugasi melayani tol laut di rute T-2, T-4, T-6, T-13, T-14 dan T-15, Pelni saat ini mengoperasikan enam kapal, terdiri dari tiga kapal milik Pelni dan tiga kapal sewaan. Selain Pelni, hal itu juga dirasakan PT ASDP Indonesia.
Untuk tol laut, ASDP mendapatkan penugasan melayani dua trayek untuk kapal kargo dan dua trayek untuk kapal ternak. Nilai kontrak untuk penugasan trayek tol tersebut sekitar Rp45 miliar. Adapun rute kapal kargo ASDP itu antara lain T-1 dan T-3.
Belum optimalnya program tol laut, terlihat pada data Kemenhub tahun 2017. Tahun itu, realisasi muatan tol laut mencapai 212.865 ton atau hanya tercapai 41,2% dari target 517.200 ton. Sementara realisasi muatan balik hanya 20.274 ton.
Berbagai upaya memang dilakukan oleh Kemenhub, tetapi sampai sekarang masih belum memperoleh hasil maksimal, okupansi muatan balik tetap menjadi problem yang tak terpecahkan sampai saat ini. (***)