Lebih kurang 100 kapal ‘mangkrak’ dan menunggu diluar dam pelabuhan Tanjung Priok, karena rusak, menyelesaikan dokumen, serta menunggu muatan dan sandar. Namun, dari jumlah tersebut hanya 30-an kapal yang setiap hari melakukan kegiatan labuh tambat.
“Dari sekian banyak kapal itu, paling sekitar 30 kapal yang aktif keluar masuk berkegiatan labuh atau melakukan olah gerak di pelabuhan Tanjung Priok ini,” kata Capt. Agus Suryanto, manager Operasional PT Jasa Armada Indonesia (JAI) kepada Ocean Week di sela-sela rapat koordinasi antara INSA Jaya dengan PT JAI untuk membangun pelayanan Prima Pemanduan dan Penundaan Kapal di Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (17/11).
Pemantauan Ocean Week, tampak juga kapal-kapal liner dan tramper yang sedang menunggu muatan atau akan membongkar muatannya. Selain itu terdapat pula beberapa tongkang, tanker, dan kapal container yang rusak.
Kapal-kapal tersebut terkesan tak diurus oleh pemiliknya, sehingga cukup mengganggu pemandangan pelabuhan internasional tersibuk di Indonesia ini.
Tetapi, ujar Agus, mereka (kapal-kapal itu) tetap memenuhi kewajibannya membayar uang labuh kepada PT Pelindo.
Sementara itu, sumber di PT Pelindo kepada Ocean Week berharap agar kapal-kapal yang mangkrak itu bisa ditarik keluar dari pelabuhan untuk dibawa ke tempat docking. “Pemerintah mestinya ikut memikirkan kapal-kapal itu untuk tidak lagi berada di luar dam pelabuhan, tetapi diarahkan untuk dibawa ke docking. (***)