Perekonomian global pada tahun 2017 mendatang diprediksi kalangan usaha belum bergerak cepat. Istilah world bank bahwa perekonomian Indonesia masih ‘tertekan mereda’. Dan prediksi inipun juga bakal dialami usaha shipping line domestic, bahwa bisnis sector ini akan tak jauh beda dengan tahun 2016. Kalau ada yang mulai bergerak tipis, paling hanya beberapa sector pelayaran. Karena itu, Ocean Week mencoba menginterview Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto seputar bisnis pelayaran di tahun 2017. Bagaimana prospek, kendala yang masih dihadapi, serta strategi yang akan dilakukan dalam menghadapi tantangan kedepan. Inilah cuplikannya.
Bagaimana prediksi usaha pelayaran di 2017 mendatang?
Pada tahun depan, industri pelayaran nasional relatif sama dan tidak banyak mengalami perubahan. Perubahan hanya terjadi pada beberapa sektor pelayaran, seperti sektor kontainer yang mulai bergairah sebagai dampak positif dari kebijakan Kemenhub yang melibatkan swasta dalam 3 trayek tol laut 2017 yang akan ditenderkan. Kami harap pelibatan swasta pada trayek tol laut akan meningkatkan konektivitas antarpulau dan menggairahkan industri pelayaran. Sektor lain yang mengalami perubahan pada tahun depan adalah sektor offshore yang akan mulai menggeliat, dengan dimulainya 3 perusahaan pengeboran yang tengah melakukan tender dan diharapkan akan beroperasi pada awal atau pertengahan tahun depan. Selain itu, geliat sektor pelayaran mulai terlihat pada sektor pelayaran ekspor batubara, seperti jenis kapal bulk. Hal ini tidak lepas dari pencabutan moratorium terhadap pelayaran ekspor batu bara oleh pemerintah. Dalam kebijakan pemerintah mencabut moratorium pengiriman batubara ke filipina untuk kapal besar, sedangkan kapal kecil masih dimoratorium.
Sektor pelayaran apa yang kemungkinan berprospek pada tahun depan?
Ketiga sektor tadi yang akan mengalami perubahan positif.
Strategi apa yang mesti dilakukan pebisnis pelayaran di tahun depan?
Karena memang tidak banyak perubahan pada tahun depan, tentunya perusahaan pelayaran hanya berusaha untuk dapat bertahan, sambil menunggu kondisi lebih baik dengan deregulasi perizinan yang dilakukan pemerintah yang diharapkan akan memberikan dampak positif untuk menggairahkan pelayaran nasional.
Kendala dan problem apa yang masih akan dihadapi usaha ini di tahun 2017?
Kendala juga masih sama yakni terkait kebijakan yang belum memihak industri pelayaran. Misalnya pada sisi moneter yang juga belum berubah karena investasi kapal masih tetap tinggi dan bunga dari bank dan lembaga pembiayaan yang masih sekitar 11%-12%. Pada sisi fiskal, kebijakan pajak pembelian bahan bakar kapal juga belum dihapuskan yang membuat biaya operasional kapal nasional tinggi.
Harapan INSA untuk tahun 2017 nanti, bisa cerita?
Kami berharap keadaan akan membaik pada tahun depan, sehingga industri pelayaran berjalaan baik. Kami juga berharap pelibatan swasta pada program tol laut akan menjadikan pelayaran nasional tetap survive. Selain itu, diperlukan percepatan dalam hal membangun industri di wilayah timur Indonesia oleh pemerintah, sehingga terjadinya arus barang dua arah saat kapal melayani pelayaran ke wilayah timur Indonesia. Sementara itu, kami juga mengharapkan adanya kebijakan yang dapat mengerek daya saing industri pelayaran dalam negeri. Kebijakan yang dibutuhkan itu perlu dimulai dari memberikan perlakuan setara terhadap industri pelayaran nasional dengan industri serupa di luar negeri, terutama pada persoalan fiskal dan moneter. Selain itu dengan segera mengimplementasikan program beyond cabotage. (ow)