Sebanyak 25 dari 26 kapal penumpang Pelni hingga bulan Oktober 2020 beroperasi, sedangkan satu kapal masuk docking yakni KM Pangrango.
Menurut Corporate Secetary PT Pelni Yahya Kuncoro, okupansi penumpang kapal Pelni pada triwulan III-2020 naik 452% dibandingkan triwulan II tahun yang sama.
“Hingga awal Oktober 2020, sebanyak 18 pelabuhan tujuan kapal Pelni masih ada yang ditutup karena adanya kebijakan dari Pemerintah Daerah,” ujarnya.
Pelni akan melakukan terobosan pada triwulan IV terkait dengan persiapan Nataru (Natal dan Tahun Baru) antara lain Pelayaran yang aman dan selamat dalam hal pelayanan kepada penumpang kapal.
“Kapal Pelni mengikuti protokol kesehatan dengan penyemprotan disinfektan pada awal dan akhir voyage kapal sehingga penumpang pun aman ketika berlayar,” ungkapnya.
Selain itu, pihak Pelni juga memberlakukan kewajiban bagi calon penumpaang yang membeli tiket kapal dengan melampirkan hasil tes kesehatan atau rapid test atau swab test secara mandiri.
“Mewajibkan penumpang menggunakan masker selama berada di atas kapal,” ujarnya.
Pelni, juga melaksanakan docking kapal secara rutin untuk menjamin kelaiklautan kapal sehingga dapat membawa penumpang dengan selamat.
“Sistem ticketing kapal PELNI mengacu pada aturan protokol kesehatan. ABK yang melayani penumpang menggunakan APD secara lengkap dan menerapkan physical distancing,” kata Yahya.
Sebelum ada pandemi covid-19, kata Yahya, PT Pelni sudah mengadakan kegiatan Tour on Board di Kapal Pelni.
“Masa pandemic, inovasi dilakukan agar bisnis lifestyle PELNI dapat dinikmati masyarakat dan PELNI tetap bisa mendukung pariwisata di Indonesia , mengingat travelling (bepergian)
menjadi hal yang terbatas. Inovasi yang dilakukan dengan menerapkan Program Virtual On Board dan Study On Board. Beberapa kegiatan VOB yang sudah dilaksanakan antara lain di KM. Kelud Juli lalu, pada pertengahan September VOB di Pulau Sabu NTT dan VOB di KM
Dorolonda,” jelasnya.
Sebagai wisata edukasi, PELNI memperkenalkan kapal ternak kepada 100 peserta Virtual Tour KM. Camara Nusantara I live dari Pelabuhan Tenau, Kupang saat pemuatan ternak ke
dalam kapal. Virtual Tour juga dikenalkan kepada sekitar 120 orang mahasiswa ITS dengan KM Logistik Nusantara 4. Program Virtual Tour ini terus dikembangkan PELNI terutama
untuk mengajak masyarakat menikmati pulau-pulau terdepan dan terluar Indonesia.
Untuk keperluan wisata, PELNI juga memiliki 1 (satu) Kapal Pelita Arunika yang merupakan kapal pinisi dengan rute di perairan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Mengenai kapal tol laut, Yahya menyatakan bahwa sekarang ini kapal-kapal tol laut yang dioperatori Pelni sesuai dengan yang ditetapkan dan tetjadwal. Tetapi jika masih ada space kosong di kapal tol laut dan kapal sudah waktunya harus berangkat, maka boleh diisi barang komersial, dengan catatan harga komersial berbeda dengan harga tol laut.
“Fungsi komersial biasanya dipenuhi untuk muatan baliknya agar memenuhi okupansi, karena muatan berangkat full dengan tol laut,” ungkapnya.
Pelni sendiri mendapat penugasan untuk tol laut sebanyak 8 trayek, terdiri atas tiga homebase yakni Bitung, Tanjung Priok dan Tanjung Perak.
Pelni berharap untuk masalah penugasan kapal perintis dan tol laut tetap bisa sesuai dengan kontrak PSO (public service obligation) yang diperjanjikan. “Pelni akan mengupayakan untuk memenuhi target trayek tetapi pemerintah juga harus berkomitmen adanya kesesuaian dengan anggaran,” kata Yahya. (**)