PT Samudera Indonesia tertarik untuk mengikuti lelang dan masuk dalam pengelolaan operasional Pelabuhan Patimban, di Subang Jawa Barat yang akan dibangun sebagai back up pelabuhan Tanjung Priok.
“Kalau ditawari dan diberi kesempatan kami mau saja, tentunya kami juga akan teliti lebih dulu dimana keterlibatan Samudera Indonesia, karena proyek itu sangat besar, banyak kesempatan usaha di pelabuhan ini nantinya,” ujar Bani Mulia, Dirut PT Samudera Indonesia Tangguh kepada Ocean Week, di Jakarta.
Apakah Samudera Indonesia hanya terlibat dalam operasional terminal petikemasnya atau yang lain, Bani Mulia belum dapat menceritakannya, mengingat ini masih jauh.
“Yang pasti perusahaan yang akan masuk untuk pelabuhan Patimban ini merupakan perusahaan ‘raksasa’. Katanya dari Jepang ada dua yang berminat dan satu dari BUMN Indonesia,” kata cucu pendiri pelayaran Samudera Indonesia, almarhum Soedarpo Sastraosatomo itu.
Sebelumnya diberitakan bahwa hinga saat ini sudah tiga perusahaan yang menyatakan ketertarikannya untuk menjadi operator Pelabuhan Patimban.
Menurut Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub A. Tonny Budiono tiga perusahaan itu berasal dari Jepang dan Indonesia.
“Sudah ada dua dari Jepang yang menyatakan ketertarikannya, Toyota dan Mitsubishi. Kalau yang dari Indonesia baru PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II,” ujarnya.
Tonny menegaskan bagi semua pihak yang berminat untuk menjadi operator Pelabuhan Patimban, memiliki peluang yang sama. Lantaran pemerintah akan membuka lelang untuk mengelola megaproyek pelabuhan di Kabupaten Subang, Jawa Barat itu.
Proses lelang digelar karena anggaran megaproyek yang diperkirakan bakal menelan sekitar Rp43 triliun tersebut sebagian besar pendanaannya berasal dari pinjaman luar negeri, yakni Japan Internasional Corporation Agency (JICA) dan bersifat tidak ketat.
Tonny mengatakan pembangunan Pelabuhan Patimban diharapkan dapat dilakukan pada 2018 dan diharapkan dapat mulai diluncurkan pada 2018.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan diketahui telah menandatangani Keputusan Gubernur no.552.3/kp 328 Pemkam/2017 tentang Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah untuk Pembangunan Sarana Penunjang dan Jalan Akses Pelabuhan Patimban Daerah Kabupaten Subang.
Pada Penlok tersebut telah ditetapkan sejumlah lokasi untuk pembangunan areal penunjang dan jalan akses ke Patimban mencapai 372 hektare, di dua kecamatan, yang meliputi 5 desa di Kecamatan Pusakanagara dan satu desa di Pusakajaya
Sedangkan menanggapi isu rencana dikerjasamakannya pengelolaan TPK Palaran, Bani dengan tegas menyatakan, bahwa sampai saat ini TPK Palaran masih 100% dioperasikan oleh grup Samudera Indonesia.
“Memang waktu itu ada rencana untuk melepas sebagaian kepemilikan ke pihak investor, namun sampai sekarang belum ada. Dan kami tidak berniat menjual TPK Palaran,” ungkapnya.
Menurut Bani, Samudera Indonesia di tahun 2016 mampu menangani bongkar muat kontainer mencapai hampir 1 juta TEUs, dari sejumlah terminal petikemas yang dikelolanya. “Kami berhasil menghandle hampir satu juta TEUs throughput di beberapa terminal petikemas yang kami operate,” ucapnya.
Seperti diketahui bahwa Samudera Indonesia, mengoperasikan terminal petikemas, antara lain Palaran di Samarinda, dua di Tanjung Priok (dermaga 300 Tangguh Samudera Jaya), dan pelabuhan multipurpose Panurjwan di Priok. Perseroan juga mengoperasikan kapal sebanyak 70 unit. (**)