Kalangan usaha di Cirebon meminta supaya PT Pelindo Cirebon dapat dijadikan sebagai pelabuhan muat, bukan hanya sebagai pelabuhan bongkar saja. Karena potensi barang dari wilayah Cirebon dan sekitarnya, baik ekspor maupun domestik cukup tinggi.
Apalagi jika pelabuhan ini bisa menangani kontainer. Pasti akan banyak yang memanfaatkan pelabuhan ini. Mengingat, selama ini, para pelaku usaha di wilayah Cirebon dan sekitarnya melakukan aktifitasnya lewat pelabuhan Tanjung Priok maupun Tanjung Emas Semarang, bahkan ada yang melalui Surabaya.
“Jangan hanya wacana terus, pengembangan pelabuhan Cirebon sangat perlu. Sudah pula saatnya pelabuhan ini bisa menangani kegiatan petikemas,” kata Sunoto, Ketua Umun Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia (
Pengusaha mebel alumni ITB ini juga bercerita, bahwa selama ini para pengusaha maupun industri yang ada di wilayah Cirebon dan sekitarnya melakukan aktifitas pengiriman (ekspor-impor) lewat Tanjung Priok atau Tanjung Emas Semarang. “Bahkan ada juga yang melalui Tanjung Perak Surabaya,” ujarnya, ditemani Afida dari Kadin Indonesia Kabupaten Cirebon.
Tidak kurang dari 2000 box kontainer setiap bulan menurut Sunoto, diekspor keluar negeri dari kota ‘Seribu Hotel’ tersebut.
Oleh sebab itu, Pelindo II, terutama Cabang Cirebon tak perlu ragu lagi melakukan pengembangan menuju kontainerisasi. “Saya apresiasi positif karena alur pelabuhan akan dikeruk, sehingga kapal kontainer kapasitas muat 300-500 box bisa masuk ke pelabuhan Cirbon,” ungkapnya.
Rencana Cirebon untuk bisa menangani kegiatan kontainer, juga disambut positif oleh Agus Purwanto, Wakil Ketua Kadin Indonesia Kota Cirebon. Sebagai salah seorang pengusaha pelayaran, Agus sebenarnya sudah memimpikan kapan pelabuhan ini bisa kembali melakukan aktifitas petikemas.
“Alur sudah mau dikeruk, lapangan penumpukan petikemas sudah siap, dermaga juga nggak masalah, lalu komoditi yang dipetikemaskan pun tersedia. Jadi apalagi yang ditunggu,” ungkapnya saat menjawab Ocean Week di Kantornya, di Cirebon, Jumat (4/8).
Sama seperti Sunoto, Agus juga menyatakan, kalau fasilitas pelabuhan untuk aktifitas petikemas disiapkan, dipastikan pelaku usaha akan datang melakukan kegiatannya.
“Beda sedikit saja tarifnya, pasti pelaku usaha pindah. Apalagi kalau di pelabuhan Cirebon bisa lebih murah dari pelabuhan yang lain, pasti industri dan pengusaha di sekitar kota ini akan menggunakan pelabuhan Cirebon sebagai kegiatannya,” kata Sunoto dan Agus.
Sementara itu, Solikhin, GM Pelindo Cirebon, kepada Ocean Week membenarkan jika pelabuhan ini akan dikeruk. “Sekarang pekerjaan untuk pengerukan itu sedang ditender. Mungkin September atau Oktober 2017 sudah dilaksanakan,” ujarnya.
Mantan GM Pelindo Pontianakan ini pun mengiyakan, kalau fasilitas untuk menangani petikemas, terutama lapangan penumpukan sudah siap. “Sekitar 1 hektar lapangan penumpukan petikemas sudah ada, dan kami memang sedang memikirkan untuk bisa menangani kegiatan petikemas,” ucapnya.
Beberapa waktu lalu, Saptono Rahayu Irianto, Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PT Pelindo II kepada Ocean Week pun mengatakan, untuk peralatan bongkar muat (crane) sebagai penunjang juga akan disiapkan, termasuk truk-truk pengangkutnya. “Sepanjang fisible, kenapa tidak,” ujarnya singkat.
Agus Purwanto dan Sunoto sekali lagi menegaskan, pengembangan pelabuhan Cirebon sudah sangat ditunggu para pelaku usaha. “Dari puluhan tahun lalu sudah sering didiskusikan, namun belum pernah terwujud,” ungkapnya.
Sekaranglah, tambah Sunoto, saat yang tepat, pelabuhan Cirebon menuju kontainerisasi. Sebab, dengan bisa dilakukannya ekspor-impor melalui pelabuhan ini, dapat mengurangi kepadatan di jalan raya. “Otomatis negara bisa mengurangi beban biaya maintenance jalan raya di Pantura yang setiap tahun selalu diperbaiki,” tuturnya.
GM Pelindo Cirebon Solikhin menambahkan bahwa rencana untuk kontainerisasi di pelabuhan ini diharapkan pada kuartal 4 tahun 2017 sudah dapat dilaksanakan. “Sekarang kami sedang berupaya mengembalikan kedalaman alur dari 5 meter menjadi 7,5 meter. Untuk fasilitas penunjang kontainer, lapangan penumpukan sudah ada, sekarang kami sedang mengusulkan peralatan penunjang bongkar muat kontainer ke kantor pusat,” katanya. (***)