Direktur Utama PT Pelindo II Elvyn G. Masassya mentargetkan pelabuhan Tanjung Priok akan melayani rute Jakarta-Jepang pada kuartal pertama tahun 2017. “Paling lambat pada tiga bulan pertama, rute ke Asia Timur dengan menggunakan mother vessel dapat diluncurkan. Untuk pertama ke Jepang dulu, dan setelah itu akan kita simulasi ke Negara lain,” kata Elvyn.
Dipilihnya Jepang, ujarnya, atas pertimbangan besarnya ekspor ke wilayah itu. “Sekarang pihak Pelindo II sedang bernegosiasi dengan tiga pelayaran besar dunia. Kita juga mempertimbangkan rute lain ke Eropa dan Amerika,” ungkap Elvyn.
Dengan konsep super hub yang sudah disepakati, Elvyn yakin eksportir dan importir di Pelabuhan Tanjung Priok akan mampu menekan biaya antara 10 – 15 persen dibandingkan jika harus alih muat di Singapura atau Malaysia.
“Ada beberapa contoh dari simulasi kita, itu bisa 10-15 persen lebih murah jika dibandingkan mereka melalui Singapura,” ucapnya.
Dia menegaskan konsep super hub ini tidak akan menghilangkan pencatatan ekspor di masing-masing wilayah di Indonesia. Elvyn juga mengaku Pelindo I-IV secara prinsip sudah bersepakat atas konsep ini.
Namun, dia berharap Kementerian Perhubungan dapat mengatur lebih jelas terkait dengan tata cara alih muat ekspor dan impor dengan kapal besar dan fungsi Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub utama atau sesuai konsep super hub. “Bentuknya semacam surat [edaran] lah. Tetapi di antara kita sebagai pengelola pelabuhan sudah melakukan pembicaraan ini,” tuturnya. (***)