Indonesia seharusnya mampu merebut 90% pasar ekspor impor angkutan melalui laut yang selama ini masih dikuasai kapal asing, karena Indonesia memiliki pasar yang sangat potensial untuk itu.
“Ini menjadi tugas kita semua untuk dapat memperjuangkannya,” kata DR. Rokhmin Dahuri kepada pers di sela acara Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Kemaritiman PDI Perjuangan, bertema Kawasan Pemukiman Nelayan Sejahtera Gotong Royong, di Jakarta Sabtu (22/10)
Seperti diketahui bahwa selama ini yang lebih menonjol disektor angkutan laut adalah muatan melalui kapal-kapal container (ekspor-impor), dan kapal kargo. Padahal potensi angkutan di sektor perikenan kelautan juga tidak kalah besar, dan ini masih menggunakan kapal-kapal kecil. Karena itu, ini menjadi PR bersama semua yang terkait.
Data yang diperoleh ocean week menyebutkan bahwa potensi devisa Negara yang ‘lari’ ke asing akibat sector angkutan laiut nasional dikuasai kapal asing per tahun mencapai Rp 90 tiliun.
Oleh sebab itu, Rokhmin menyatakan agar bagaimana kita (pemerintah) bisa membuat program maritime dengan baik, supaya potensi di sector maritime ini benar-benar menjadi andalan bangsa dan negara. “Konsep poros maritime pemerintah Jokowi yang sekarang telah terimplementasikan salah satunya melalui tol laut, padahal masih banyak lagi potensi yang belum tergali,” ujarnya.
Menurut mantan Menteri Kelautan era Presiden Megawati Soekarnoputri, konsep tol laut tersebut digulirkan karena melihat kontribusi ekonomi di wilayah Indonesia yang tidak merata. Misalnya di Jawa 57,86 %, Sematera 23,68%, dan Kalimantan 8,93 %. “Hal itu kemungkinan yang mendasari dibuatnya konsep tol laut,” jelas Rokhmin.
Kegiatan Rakor yang dibuka oleh Menseskap Pramono Anung, juga dihadiri oleh para Walikota dan bupati dari partai ini di seluruh wilayah Tanah Air.
Rokhmin juga menjelaskan besaran potensi ekonomi sebelas sector kelautan Indonesia yang mencapai US$ 1,33 triliun, tujuh kali lipat APBN negeri ini.
Sementara itu, pramono Anung menegaskan bahwa konsentrasi pemerintahan Jokowi adalah pada tiga hal. Pertama pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan, jalan, dan bandara. Kedua yakni melalui paket berbagai kebijakan, dan ketiga membangun sumber daya manusia (SDM).
Untuk pelabuhan, saat ini sedang dibangun pelabuhan internasional Kuala Tanjung di Sumatera Utara, di Jakarta pelabuhan Kalibaru yang beberapa waktu lalu diresmikan Presiden Jokowi, dan di Jawa Timur ada Teluk Lamonmg.
Diharapkan dengan adanya infrastruktur pelabuhan yang memadai sebagai hub port, pada tahun 2020 nanti kita mampu merebut pasar Singapura dan Malaysia. “Minimal dapat share 40% dari pasar yang ada dengan terbangunnya Kula Tanjung tahun 2020,” ungkap Rokhmin. (ow)