Kabupaten Cirebon akan dibangun pelabuhan bertaraf internasional untuk aktivitas khususnya ekspor ikan. Untuk mendukung pelabuhan tersebut juga direncanakan dibangun kawasan industry diatas lahan seluas 10 ribu hektar.
Tetapi, kata Bupati Cirebon Sunjaya Purwadi, realisasi proyek tersebut masih menunggu kelanjutan dari MoU PT Amanah Nusantara International (pengembang kawasan property asal Malaysia) dengan PT Pelabuhan Indonesia II yang telah dilakukan pada Agustus 2016 lalu.
“Kami (bupati Cirebon-red) hanya memfasilitasi mereka (swasta Malaysia dan Pelindo II). Kelanjutannya juga menunggu mereka,” ungkap Sunjaya kepada Ocean Week di Jakarta, Sabtu (22/10).
Ditanya apakah lahan seluas 10 ribu hektar itu juga sudah disiapkan, Sunjaya menjawab diplomatis belum siap, karena dana untuk pembebasan sangatlah besar. Dan itu menunggu dana dari swasta yang akan berinvestasi. “Untuk menyiapkan pembebasan lahan kan bukan dari anggaran daerah, jadi swasta murni, makanya menunggu mereka,” ujarnya.
Sunjaya pun menegaskan bahwa pelabuhan di kabupaten Cirebon itu tidak akan mengganggu kelangsungan aktivitas di pelabuhan Muara Jati yang terletak di Kota Cirebon. “Beda karakter dan barang yang akan ditangani,” tegasnya.
Seperti diketahui bahwa tanggal 1 Agustus 2016 lalu, PT Pelabuhan Indonesia II melakukan MoU dengan PT Amanah Nusantara International asal Malaysia, disaksikan Menteri Perdagangan Malaysia Y.B. Dato’ Sri Mustapa Mohamed dan Bupati Cirebon Sunjaya Purwadi.
Sementara itu, Direktur Pengelolaan Anak Perusahaan PT Pelindo II Riry Syerid Jetta, mengungkapkan rencananya Pelindo II akan membangun terminal baru di dekat pelabuhan eksisting, Pelabuhan Cirebon. “Terminal baru yang akan dibangun terletak di lokasi yang berbeda, namun masih berdekatan. Dengan adanya gagasan ini, kita akan mengembangkan tambahannya di dekat pelabuhan eksisting. Pelabuhan Cirerbon akan tetap ada karena pelabuhan ini pelabuhan tertua di Indonesia,” ungkapnya.
Pelindo II akan melakukan feasibility study untuk melihat seberapa besar prospek pengembangan kawasan industri di Cirebon. Berdasarkan rencana, kawasan pelabuhan disediakan lahan 50 hektare dan kawasan industri sebanyak 200 hektare dengan pengembangan total seluas 10.000 hektare.
Presiden Direktur PT Amanah Nusantara International Ishtiaq M. Khan mengaku minat Malaysia untuk investasi di Cirebon sudah dimulai dua tahun yang lalu.
“Jadi kita prediksi bahwa Jakarta akan berpindah ke luar. Jakarta sudah terlalu padat dan kita melihat dari arah ekonomi dan industri akan berkembang ke arah Cirebon. Tidak mungkin ke arah Bandung, apalagi Banten,” ungkapnya. (***)