Tiga pelabuhan yakni Tanjung Priok, Kuala Tanjung dan Patimban ditargetkan sebagai hub port internasional. “Konsep hub internasional kita memang nantinya tiga. Kita punya tiga tahap yang dikerjakan, tapi sambil menunggu Kuala Tanjung selesai, tidak bijaksana kalau Tanjung Priok tidak dijakdikan hub,” kata Menhub Budi Karya Sumadi, di Kementerian Perhubungan, Jakarta.
Untuk Pelabuhan Patimban, ujar Budi, nantinya akan melayani industri seperti mobil, curah cair dan padat serta barang lainnya di sekitar wilayah Patimban. Sementara Tanjung Priok tetap difokuskan melayani kontainer.
“Jadi itu konsep awalnya. Tapi saya tidak mau mendahului tugas setiap pelabuhannya,”tuturnya.
Baru-baru ini, Tanjung Priok sudah mampu menghadirkan kapal besar berkapasitas 8.500 TEUs. Kapal CMA CGM Titus milik perusahaan Perancis tersebut direct Priok-Amerika, dan ini menjadi kapal terbesar sepanjang sejarah yang masuk ke Indonesia.
Kuala Tanjung sendiri, pembangunannya ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2017. “Pembangunan Pelabuhan multipurpose ini sudah mencapai 80-90 persen. Karena itu, tahap I yang investasinya sekitar Rp 2,5 triliun akan digunakan pada pertengahan tahun 2017 nanti,” ujar Menhub.
Setelah tahap I rampung, Pelabuhan Kuala Tanjung diarahkan untuk menjadi hub transhipment internasional. Hal ini akan mempermudah proses logistik bagi industri yang beroperasi di Kawasan Industri Kuala Tanjung dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke.
Budi berharap penyelesaian proyek tahap I Pelabuhan Kuala Tanjung tak lagi molor. Tadinya, untuk tahap I dijadwalkan rampung pada kuartal I tahun ini.
“Kalau itu mundur lagi, harapan orang tentang Kuala Tanjung itu hilang karena keinginan swasta untuk membangun terminal sendiri itu banyak sekali,” ujarnya.
Proyek pelabuhan Kuala Tanjung terdiri dari terdiri dari empat tahap. Pada tahap kedua, pengelola akan menggandeng otoritas Pelabuhan Belanda, Port Rotterdam.
Patimban