Pelabuhan Tanjung Priok perlu menambah tenaga pandu agar layanan keluar masuk kapal untuk menghindari keterlambatan layanan. Idealnya dengan padatnya aktifitas sekitar 90 kapal per hari di pelabuhan ini, membutuhkan SDM pandu antara 45-50 orang.
“Tapi sekarang ini, tenaga pandu yang tersedia di pelabuhan Priok hanya sekitar 31 orang, sehingga untuk mencapai ideal mesti menambah miminal 15 tenaga pandu,” kata sumber Ocean Week di INAMPA, organisasi pandu Indonesia, yang tak mau disebut namanya, Rabu (3/5).
Sebagai pelabuhan tersibuk di Indonesia, PT Pelindo II sebagai pengelola pelabuhan ini, seharusnya sudah memikirkan hal itu. Apalagi saat ini regenerasi kepanduan agak terlambat, akibatnya tidak sedikit para pensiunan banyak yang masih dipakai.
“Kita juga tahu bahwa saat ini Indonesia pun sudah dapat melayani pandu di Selat Malaka, itu pasti butuh juga pandu yang canggih. Belum lagi di pelabuhan Marunda yang sekarang pun kena wajib pandu, perlu juga pandu,” ungkapnya.
Sumber tadi juga menyatakan, PT Jasa Armada Indonesia (JAI) yang tuganya berperan menyiapkan pandu-tunda juga sedikit kerepotan dengan kurangnya tenaga pandu di Priok. Sebab, perseroan ini bukan hanya menyiapkan di Priok saja, namun juga di banyak pelabuhan di wilayah kerja Pelindo II.
“Makanya, sewaktu mereka (JAI-red) meperoleh kesempatan untuk meandu di pelabuhan Marunda, terpaksa ditarik oleh Pelindo Cabang Priok, karena di Priok sendiri kekurangan pandu, jadi diminta supaya fokus di Priok,” ucap sumber.
Diharapkan, kekurangan tenaga pandu ini dapat segera teratasi, mengingat sangat pentingnya akan hal ini. (***)