Setelah berhasil dengan penerapan inaportnet system di pelabuhan Tanjung Priok, kedepan pelabuhan ini akan menerapkan tambahan system yakni iCargo. Harapannya dengan IT system, layanan kapal dan barang di pelabuhan ini dapat semakin membaik, lancar, aman da cepat.
Sistem iCargo merupakan suatu solusi inovatif, totally online & integrated dalam mewujudkan pencapaian Dwelling Time 2-3 hari di Pelabuhan Tanjung Priok khususnya untuk mengatasi hambatan di Post Clearance melalui sistem elektronik antara Cargo Owner, Shipping Line dan Terminal Operator (TO3).
“Namun untuk mewujudkan system itu masih menunggu dari pihak ILCS (anak usaha patungan Pelindo II & Telkom), karena semua system tersebut yang membangun ILCS. Makanya kami menunggu mereka (ILCS/ Integrasi Logistik Cipta Solusi) berkirim surat ke Otoritas Priok,” kata Kepala Otoritas Pelabuhan (OP) Tanjung Priok I Nyoman Gede Seputera kepada Ocean Week, di Kantornya, Senin (13/3) sore.
Menurut Nyoman, surat dari ILCS itu, lebih cepat lebih baik. Sebab, pemerintah sangat mendorong pelayanan dan pengawasan by IT. Misalnya Inaportnet system, I Trucking, dan sebagainya.
Menanggapi permintaan Otoritas Pelabuhan, pihak ILCS yang dihubungi Ocean Week mengatakan sudah menyiapkan surat yang diminta oleh OP. “Kami sudah siapkan, besuk segera diantar ke OP,” kata Dirut PT ILCS Yusron Hariyadi.
Yusron menegaskan, iCargo merupakan solusi logistik untuk memudahkan pengguna jasa seperti cargo owner, consignee dan freight forwarder, dalam melakukan permohonan dokumen DO secara online tanpa harus datang ke shipping line.
“Benefit lain yang ditawarkan dari produk ini menerapkan sistem transaksi non-tunai atau cashless transaction” katanya.
iCargo sendiri memiliki beberapa fitur antara lain fitur enterprise seperti single apps track & trace, reconciliation, DO extension, custom dashboard & reporting, serta fitur consumer seperti track & trace, dan cashless payment.
Kata Nyoman, pemerintah (Otoritas Pelabuhan-red) mengapresiasi rencana program iCargo tersebut.
“Otoritas Pelabuhan juga mendorong supaya system IT dapat diterapkan di pelabuhan Priok. Apalagi dengan adanya review RIP Tanjung Priok, khusus untuk penanganan truk agar pihak Pelindo menyiapkan buffer Area Truck, juga mendorong percepatan pembangunan CFS Center, ” ungkapnya.
Mantan OP Makassar itu menambahkan, IT system menjadi salah satu cara untuk dapat menurunkan biaya logistic. Oleh karena itu, IT system sangat tepat dan cocok untuk itu. Dan hal itu telah diterapkan di pelabuhan Tanjung Priok.
Terhadap penerapan inaportnet system, Nyoman mengakui memang belum 100% berjalan, namun kemajuannya sudah sangat cepat. “Untuk seratus persen mungkin belum, tapi sudah jauh beda dari sebelumnya,” ujarnya.
Ketika hal ini ditanyakan kepada pelayaran, diperoleh jawaban bahwa penggunaan inaportnet system sudah 85%. “Sekarang ini sudah jarang complain, artinya implementasi system itu cukup berhasil. Kendala tetap ada, tapi dapat diatasi,” kata Ketua PPOP Tanjung Priok, Roni kepada Ocean Week per telpon.
Disinggung mengenai rencana penerapan iCargo, Roni menyatakan belum tahu menahu. “Nanti kita lihat apakah system itu juga memberi nilai tambah buat semuanya. Kalau memang bagus kenapa tidak didukung,” ucapnya.
Harapan Nyoman kedepan, bahwa Tanjung Priok dapat lebih lancar, pelayanan semakin membaik, semakin aman, fasilitasnya juga bertambah dan produktivitas bongkar muat juga tinggi. “Ada sesuatu yang beda atau lain dari Tanjung Priok, sehingga mempunyai nilai tambah bagi pengguna jasanya. Dan ini mesti dilakukan berbarengan karena saling berpengaruh. Sinergitas dan integrasi diantara semua pihak sangat penting untuk mewujudkan Tanjung Priok sebagai pelabuhan kelas dunia,” ungkapnya. (***)