Prospektif usaha logistic dan forwarder di tahun 2017 diprediksi masih sama seperti tahun 2016. Permasalahan sector ini pun masih banyak dihadapi. Bagaimana strategi yang akan dilakukan oleh pebisnis logistic, termasuk harapannya, Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menceritakan sekilas kepada Ocean Week. Berikut petikannya.
Bagaimana prediksi DPP ALFI untuk usaha logistik dan Tranportasi di tahun 2017 ?
Prospek Logistik untuk tahun 2017 masih belum sesuai harapan karena situasi ekonomi global belum menunjukan arah yang menggembirakan.Tentunya hal ini berdampak pada pertumbuhan di tingkat nasional, terutama dalam kegiatan export dan import dan belum pulihnya juga harga komoditi.Logistik nasional masih relative lebih stabil,terjadi sedikit kenaikkan untuk moda angkutan udara dan kereta sedangkan angkutan laut relative sama dengan tahun 2016 dan pemilik barang masih tetap memilih angkutan darat khususnya di P Jawa,Sumatra dan Bali sebagai pilihan utama oleh karena itu perlu terus adanya evaluasi secara menyeluruh terhadap angkutan laut. Kami masih tetap optimis pertumbuhan ekonomi kita masih disekitaran 4,8 % sampai dengan 5,2 % dengan tingkat inflasi yang terukur.DPP ALFI mendorong terus proyek-proyek infrastruktur untuk terus direalisasikan di tahun 2017 ini apakah itu dari Pemerintah ,BUMN maupun Swasta tentunya ini akan sangat membantu pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dan pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan logistik nasional.
Permasalahan dan kendala apa yang masih dihadapi usaha ini tahun depan?
Kami akan tetap konsisten untuk terus mengusulkan kepada pemerintah mengenai Reformasi di bidang Logistik dan Transportasi sejak tahun 2014,seperti Harmonisasi Regulasi,Deregulasi,Infrastruktur,Fiskal,Moneter dan Pendidikkan.Memang hal ini terus dilakukan pemerintah seperti dalam Deregulasi yang bebicara mengenai Mata Rantai Pasok dan logistik itu masuk dalam 5 paket Deregulasi yang sudah disetujui oleh Presiden tapi memang permasalahan-nya tidak mudah dan bayak yang perlu terus dibenahi dan belum lagi permasalahan implementasi juga ego sektoral. Untuk Dunia usaha,DPP ALFI terus mendorong anggota kami yang ada diseluruh Indonesia dengan anggota sebayak 3812 perusahaan untuk meningkatkan pelayanan dan selain itu melakukan efisiensi juga memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan.Kita sudah masuk dalam masyarakat ekonomi asean juga bilateral tentunya ini akan menjadikan persaingan akan semakin terbuka dan kita berharap biaya logistik terutama biaya ekonomi tinggi dapat dihilangkan dan menjadikan Indonesia mempunyai daya saing yang lebih baik oleh karena itu kita sangat memerlukan dukungan pemerintah terutama BUMN-BUMN yang bergerak sebagai penyedia logistik infrastruktur apakah itu di pelabuhan laut maupun udara dimana kami telah bandingkan dengan negara Asean lain-nya kita masih diatas mereka Costnya.
Strategi yang perlu dilakukan sektor ini di masa depan?
Kita semua perlu KOMITMEN kalau kita ingin lebih baik dan sering saya sampaikan LOGITICS harus BY DESIGN dengan 4 moda angkutan laut,udara,kereta api dan darat berdasarkan jenis barang (komoditi) apakah itu untuk kegiatan Export,Import maupun domestik.Tidak perlu strategi khusus karena sebetulnya kita semua sudah tau apa yang menjadi kelemahan kita hanya permasalahan nya berani ngak kita buka dan semua masuk dalam satu sisten yang terintegrasi dan efisien juga menjadi tuan rumah di Indonesia yang menguasai kegiatan logistik dan transportasi karena sekarang ini kegiatan export dan import masih dikuasai 60 % oleh perusahaan-perusahaan yang di luar indonesia.Ini tantangan kita bersama.
Harapan anda untuk sektor usaha ini kedepan?
Logistik dan Transportasi itu menyentuh seluruh kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan arus barang tentunya kita punya pekerjaan rumah yang harus segera diperbaiki seperti yang saya jelaskan diatas dimana LPI kita juga turun peringkatnya di tahun 2016 ini dari 53 menjadi 63,LPI sebagai salah satu indikatornya tentunya harapan kita bersama kalau kita bisa memperbaiki kembali peringkat indonesia ke urutan 45 dan menurukan biaya logistik dari 24,6 % menjadi 19 %.Pertanyaan bisa atau tidak tentunya tergantung kepada kita semua untuk memperbaiki dimana persaingan sudah berjalan diantara negara apakah itu asean atau di luar asean dan kita masih sibuk dengan berbagai Deregulasi juga implementasinya yang dapat dirasakan diseluruh Indonesia tentunya ini berdampak pada dunia usaha juga investasi di Indonesia