Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Yunita Rustanti mengatakan, selama tiga tahun terakhir pengiriman barang melalui angkutan laut tercatat naik sebesar 41 juta ton. Berdasarkan catatan BPS, tahun 2015 mencapai 238 juta ton, menjadi 279 juta ton pada 2018.
Menurut Yunita, program tol laut yang dimulai 2016 ikut menyumbang kenaikan volume tersebut. Misalnya adanya penambahan kapal-kapal Pelni tol laut yang mengangkut barang-barang ke penjuru tanah air. “Selain ada penambahan kapal barang, juga bertambahnya jumlah angkutan peti kemas via laut,” kata Yunita, di Jakarta.
Dari catatan BPS, pengiriman barang lewat Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya dalam tiga tahun terakhir turun 12,9 persen, dari 5,4 juta ton di tahun 2015 menjadi 4,7 juta ton tahun 2018. Begitu pula di Pelabuhan Balikpapan Kalimantan Timur, turun 3,2 persen, dari 9,6 juta ton menjadi 9,3 juta ton.
Pelabuhan Panjang di Lampung naik 25,2 persen, dari 9,5 juta ton pada 2015 menjadi 11,9 juta ton pada 2018. Lalu Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan naik 7,3 persen, dari 4,1 juta ton menjadi 4,4 juta ton. Sedangkan untuk Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta naik 2,8 persen, dari 13,8 juta ton menjadi 14,2 juta ton. (tmp/**)