Pengguna jasa di pelabuhan Talang Duku berharap PT Pelindo Cabang Jambi bisa menyiapkan gudang, karena banyak kegiatan di pelabuhan ini yang memerlukan fasilitas tersebut yang tidak dimiliki Pelindo Jambi.
“Kami perlu tambahan gudang dengan hanggar yang tinggi, sehingga meski terjadi hujan tetap bisa stuffing,” kata Ihsan, Ketua APBMI Jambi kepada Ocean Week, baru-baru ini, di Talang Duku, Jambi.
Pengusaha bongkar muat (PBM) ini juga menyatakan, bahwa kegiatan melalui pelabuhan ini banyak didominasi crumb rubber, plywood, moulding, pinang yang membutuhkan gudang. “Crumb rubber yang ada di Jambi pengapalannya mesti bersaing dengan Teluk Bayur, atau Palembang. Melalui Talang Duku, terkendala dengan akses jalan,” ujarnya.
Menurut Ihsan, komoditi yang berasal di Kabupaten Muaro Bungo, meski jaraknya sekitar 300-400 kilo meter, lebih memilih Teluk Bayur sebagai pengapalannya, karena jalan lebih bagus. “Ada juga yang melalui pelabuhan Palembang, karena kapal bisa engker, tapi di Talang Duku harus feeder dengan tongkang,” katanya lagi.
Sebenarnya, kata Ihsan ada pelabuhan Muarasabak yang jaraknya sekitar 70 kilo meter dari Talang Duku. Namun, problemnya akses jalan kesana belum mendukung. “Disini, cargo owners terlambat sampai 2 hari saja nggak masalah, yang penting biaya bisa murah,” ucapnya lagi.
Ihsan juga mengungkapkan, Pelabuhan Talang Duku bisa meningkatkan volumenya asalkan TUKS-TUKS yang jumlahnya puluhan di wilayah sini ditertibkan. “Banyak kegiatan batubara dan CPO menggunakan TUKS, kalau itu ditertibkan, Talang Duku bisa meningkat,” ungkapnya.
Jika ini bisa dilakukan Pelindo, perseroan inipun harus membangun dan menyiapkan fasilitas tanki timbun. Selain itu diperlukan pula gudang untuk metal karet.
Sementara itu, GM Pelindo Jambi Kartiko Yuwono mengungkapkan bahwa pihaknya memang berencana menyiapkan gudang. “Kami juga sudah berpikir untuk menyiapkan tanki timbun,” kaa Kartiko kepada Ocean Week, di kantornya.
Seperti diketahui, data mencatat batubara yang ditangani lewat Talang Duku pada 2018 higga oktober mencapai 1.163,690 ton, meningkat dibandingkan tahun 2017 yang tercatat 396,674 ton. Karet tercatat 298,408 ton (2017), dan 228,740 ton (2018 hingga oktober), CPO ada 199,794 ton (2017), dan 155,103 ton (2018 hingga oktober). (***)



























