Operasional pelabuhan Patimban di Subang Jawa Barat, diharapkan dapat dilakukan pada tahun 2020 ini.
Saat ini pembangunannya terus dikebut. Nantinya, pelabuhan Patimban bakal dioperasikan oleh swasta.
“Tak ada BUMN mengoperasikan di pelabuhan Patimban. Biar ada kompetitor pelabuhan yang dioperasikan oleh BUMN dan swasta,” kata Menhub Budi Karya Sumadi, kepada wartawan, Jumat malam, di Jakarta.
Menhub mengungkapkan bahwa peresmian calon pelabuhan hub di Subang itu akan berlangsung pada September 2020 mendatang.
“Insyaallah pada bulan September kita sudah soft launching,” katanya.
Seperti diketahui, Pelabuhan Patimban memiliki total luas area secara keseluruhan mencapai 654 hektare. Dari jumlah tersebut, 300 hektare di antaranya akan diperuntukkan bagi peti kemas dan terminal kendaraan.
Pembangunan konstruksi pelabuhan tersebut terbagi menjadi empat fase pengerjaan. Fase I pelabuhan tersebut yang ditujukan sebagai terminal kendaraan dan peti kemas, progresnya sudah mencapai angka 58,37% dari total proses pengerjaan.
Fase II yang merupakan tahapan membangun kelengkapan pelabuhan mulai dari breakwater, seawall dan revetment, progresnya sudah mencapai 25% pada awal Februari lalu.
Fase III merupakan proyek pembangunan jembatan penghubung sepanjang 1 kilometer yang menjadi akses utama penghubung badan pelabuhan dengan jalan akses dan back up area.
Lalu, fase IV yang merupakan pembangunan jalan akses ini, progresnya adalah yang tercepat, kino sudah mencapai 65% pengerjaan dan ditarget selesai pada bulan Juni 2020 mendatang.
Kementerian Perhubungan juga sudah menugaskan PT Wijaya Karya (WIKA)-PT PP untuk membangun jembatan penghubung Pelabuhan Patimban. Proyek ini masuk dalam fase III tahap satu yang akan diselesaikan tahun 2027.
Dirjen Perhubungan Laut Agus Purnomo menyatakan untuk fase I telah dimulai sejak 27 Juli 2018 membangun terminal kendaraan dan peti kemas. Fase ini telah mencapai 58,37% per akhir Januari.
“Kami laporkan bahwa progres pembangunan kontruksi terminal kendaraan dan peti kemas sejak tanggal kontrak 27 Juli 2018 telah mencapai 58,37% per tanggal 26 Januari 2020,” kata Agus beberapa waktu lalu.
Kemudian, fase II membangun kelengkapan pelabuhan mulai dari breakwater, seawall dan revetment. Agus menyebut proyek ini telah berjalan sejak 11 Februari dan mencapai 25% pada awal Februari.
“Pembangunan Breakwater, Seawall dan Revetment sejak tanggal kontrak 30 November 2018 telah mencapai 25% per tanggal 11 Februari 2020,” ungkapnya.
Fase III sendiri merupakan proyek pembangunan jembatan penghubung sepanjan 1 kilometer yang menjadi akses utama penghubung badan pelabuhan dengan jalan akses dan back up area.
“Sedangkan untuk pembangunan jembatan penghubung sepanjang 1 kilometer akan menjadi akses utama yang menghubungkan kawasan terminal kendaraan dan peti kemas dengan jalan akses,” kata Dirjenla.
Untuk fase IV sendiri merupakan pembangunan jalan akses yang dikerjasamakan dengan Kementerian PUPR. Dia menyebutkan jalan akses ini bisa selesai pada bulan Juni. Totalnya hingga kini sudah 65% perkembangannya. (***)