Air rob laut Belawan Medan naik hingga menjadikan sekitar pelabuhan jalan Sumatera banjir.
Pengamatan reporter Ocean Week pada Kamis (4/6), bahwa banjir rob tersebut sudah melanda sejak beberapa hari terakhir. Dan ini sangat memperihatinkan serta banyak dikeluhkan masyarakat.
Meski begitu, Pemerintah Kota Medan maupun unsur terkait seperti regulator dan operator pelabuhan Belawan, santai saja dengan situasi dan kondisi banjir rob.
“Banjir rob sudah terjadi dari puasa sampai sekarang, tapi Pemkot dan pihak berwenang terkait adem-adem saja. Padahal akibat banjir tersebut, aktivitas terganggu, bangunan rumah bisa rusak,” ungkap Harianto, salah satu warga di Belawan saat ditanya Ocean Week, Kamis.
Sebagai warga yang sudah lama tinggal di wilayah kota pelabuhan Belawan, Hari tahu betul mengenai hal itu. “Memang air pasang sudah dari dulu, namun nggak sampai menggenangi kota Belawan, paling hanya menggenangi dermaga. Akibat banjir rob, kegiatan perekonomian pun terganggu, pengiriman logistik juga terlambat,” ujarnya.
Hari juga mempertanyakan, apakah banjir rob itu disebabkan banyaknya bangunan yang berdiri di kota pelabuhan ini. “Kenapa di Penang Malaysia meski air pasang tinggi tapi tak pernah sampai naik ke kota, bagaimana ini pihak Pemerintah Kota dan yang lain,” ucap tokoh masyarakat ini.
Heri mengharapkan pihak-pihak berwenang segera menangani banjir rob ini, paling tidak bagaimana menata kembali tata ruang kota pelabuhan Belawan ini agar tidak terusan banjir akibat air pasang laut.
“Waktu sebelum jadi walikota dan wakil, pak Eldhin dan pak Akhyar berjanji akan mengatasi masalah ini, tapi setelah jadi ya hanya janji-janji saja,, begitu pula dengan pihak Pelindo Belawan terkesan tak peduli,” katanya kesal.
Ocean Week yang pernah mewawancarai Iman Sulaiman, mantan direktur teknik Pelindo I, disebutkan bahwa kota Belawan menurut riset terakhir, tanahnya sudah menurun, dari dahulu.
“Artinya, kondisi tanahnya agak labil, dibandingkan dulunya, yang setiap Pasang air laut, tidak terjangkau ke kota. Tapi sekarang tanah turun atau lebih rendah dari permukaan air laut, itu karena pengaruh alam. Makanya perlu dikaji ulang, melalui ahlinya, serta tata kota Pemko Medan agar air pasang laut tidak sampai ke kota lagi,” ungkap Iman.
Ketika masalah banjir rob ini dikonfirmasikan ke pihak Pemkot, Syahbandar Belawan, kantor Otoritas Belawan, dan Pelindo I Belawan, hingga berita ini ditulis belum memperoleh jawaban. (rat/ow)