PT Pelindo II optimistis target pencapaian sebesar 6,8 juta TEUs mampu ditanganinya, karena trend volume petikemas domestik maupun impor ada kecenderungan meningkat.
“Kami optimis target di 2017 penanganan petikemas sebesar 6,8 juta TEUs untuk seluruh pelabuhan diwilayah Pelindo II dapat tercapai,” kata Prasetyadi, Direktur Operasi PT Pelindo II kepada Ocean Week, usai acara buka puasa di Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis malam.
Menurut mantan Dirut Terminal Teluk Lamong tersebut, di terminal Tanjung Priok saja (JICT, TPK Koja, MAL, dan Pelabuhan III) hingga triwulan I saja sudah mencatatkan sebesar 1,7 juta TEUs. “Volume sebesar itu baru di pelabuhan Priok saja, belum yang di Pontianak, Palembang, Panjang, Teluk Bayur, Bengkulu dan yang lainnya. Makanya kami yakin target itu bisa tercapai,” ujarnya.
Prasetyadi juga menceritakan bagaimana operasional di NPCT1 sejak diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 13 September 2016 lalu, dan sudah beroperasi secara penuh. “Sekarang ini sedang dilakukan pengembangan fase I yakni pembangunan CT2 dan CT3 dan sedang dalam proses reviuw untuk mitra usaha,” ucapnya lagi.
Disinggung pula pembangunan pelabuhan Kijing di Kalimantan Barat yang diproyeksi mampu menampung kapasitas sekitar 1 juta TEUs petikemas, 8 juta ton CPO, dan 15 juta ton curah kering.
Kedepan, ungkap Prasetyadi, alur pelayaran di terminal petikemas di Tanjung priok akan diperdalam menjadi 16 Lws, sehingga kapal mother vessel berkapasitas 8.500 TEUs bisa datang dan dilayani di pelabuhan Priok.
“Di NPCT2 nantinya akan diterapkan konsep digitalisasi, maksudnya kegiatan bongkar muat petikemas dan pergerakannya dilakukan dengan elektronik, tidak lagi menggunakan tenaga buruh manusia. Jadi dikendalikan dari satu ruangan, sehingga yang dilapangan tak perlu ada orang,” tuturnya.
Jika konsep ini terealisasi, jelas Prasetyadi, terminal ini akan menjadi nomor dua terbesar se-Asia setelah China.
Meningkat di TPKS
Sementara itu, di TPK Semarang juga ditargetkan volume bongkar muat petikemas tumbuh 10%. General Manager Terminal Petikemas Semarang (TPKS) Erry Akbar Panggabean mengatakan target pertumbuhan itu naik bertahap setiap tahun. Pada tahun 2016 lalu volume bongkar muat naik 5% dibandingkan dengan realisasi 2015 menjadi 615.000 teus.
Sedangkan tahun ini, pihaknya menarget 670.000 TEUs. Padahal kapasitas TPKS mencapai 800.000 teus per tahun.
Sampai Juni 2017 sudah tercatat sekitar 360.000 TEUs, sehingga optimistis tahun ini pun target akan kembali tercapai.
Erry menegaskan, peningkatan volume itu sudah mulai terlihat sejak April yang bertumbuh di atas 5% menjadi rata-rata 65.000 teus hingga 70.000 teus per bulan atau sekitar 5.000 teus hingga 7.000 teus per hari. Sebelumnya, volume bongkar muat awal tahun sempat menurun.
Hal itu dikarenakan adanya momen tahun baru masehi dan perayaan tahun baru Cina. Menjelang Lebaran, dia mengakui jumlahnya kembali melonjak dan bisa di atas 7.000 teus per hari. Di sisi lain, saat ini tiga dermaga Pelabuhan Tanjung Perak bisa melayani hingga empat kapal per hari dengan panjang 200 meter lebih setiap kapalnya.
Dengan peningkatan tersebut, lanjut dia, okupansi penumpukan di tiga lapangan TPKS saat ini mencapai rata-rata 65%. Saat normal, tingkat rata-rata okupansi hanya mencapai 40%. Menurutnya pertumbuhan okupansi yang tinggi pun terjadi karena ada pemeriksaan yang ketat dari Dirjen Bea Cukai pada jalur merah. (***)