PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Lhokseumawe atau Pelabuhan Krueng Geukueh terus meningkatkan pelayanan terbaik kepada para pengguna jasa, dan itu menjadi komitmen untuk membangun perekonomian di wilayah tersebut.
Hal itu ditegaskan General Manager Pelindo 1 Cabang Lhokseumawe, Budi Azmi dalam keterangan tertulisnya yang diterima Ocean Week, Selasa sore.
“Kami terus mengembangkan dan melakukan ekspansi bisnis sesuai dengan kebutuhan para pengguna jasa. Layanan bisnis di Pelabuhan Lhokseumawe meliputi bongkar muat general cargo, peti kemas, curah cair, curah kering, komoditi aspal cair, layanan pemanduan untuk kapal gas di Terminal Khusus (Tersus) milik PT Perta Arun Gas, layanan pemanduan di Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) milik PT Pupuk Iskandar Muda, serta pelayanan bongkar muat kontainer tol laut untuk mendukung program pemerintah,” kata Budi Azmi.
Untuk diketahui, sampai semester I 2020, Pelabuhan Lhokseumawe telah melayani bongkar muat curah cair dan curah kering di dermaga umum sebanyak 281.901 ton.
Komoditas unggulannya yakni, semen curah dan Crude Palm Oil (CPO).
“Angka ini naik 6,46 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019 sebanyak 264.787 ton,” ujarnya.
Untuk bongkar muat peti kemas sampai dengan semester I 2020 sebanyak 1.468 box. Kegiatan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Lhokseumawe ini dimulai pada semester II tahun 2019 dengan throughput peti kemasnya sebanyak 217 box.
Saat ini, ungkap Budi Azmi, pelayaran Temas Line rutin melakukan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Lhokseumawe dengan rata-rata 200-250 box per bulan.
Ada juga pelayaran Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) yang berkegiatan disini.
Bahkan SPIL berencana bulan Juli ini angkut semen sekitar 50 box per minggu dengan rute Jakarta-Padang-Malahayati – Lhokseumawe.
Selain itu, Pelabuhan Lhokseumawe juga rutin melakukan ekspor curah cair berupa CPO ke India dengan rata-rata muatannya sebanyak 5.000 Metrik Ton per bulannya.
Budi Azmi juga menyatakan bahwa saat ini Pelindo 1 bekerja sama dengan Repsol yang melakukan pengeboran minyak di Blok Andaman III atau di lepas pantai Aceh.
“Pelindo 1 bekerja sama dengan Repsol, saat ini kami sedang terus berkoordinasi. Nantinya Repsol akan memanfaatkan gudang, container yard, dan area perkantoran yang berada di Pelabuhan Lhokseumawe sebagai shorebase untuk mendukung kegiatan pengeborannya di lepas pantai,” jelasnya.
Menurut Budi, untuk bongkar muat komoditas unggulan adalah semen. Pelabuhan Lhokseumawe melayani bongkar muat semen curah dari Semen Lafarge dan Semen Padang.
Pelabuhan Lhokseumawe terus mengembangkan pasarnya untuk melakukan kerja sama dengan Semen Merah Putih untuk bongkar muat semen bag dengan potensi bongkar muat cargo semen sebesar 5.000 ton per bulan.
Pelabuhan Lhokseumawe juga memiliki kawasan Pelabuhan Kuala Langsa yang akan melakukan ekspor cangkang kelapa sawit milik PT Sultana Biomass Indonesia ke Jepang. Ditargetkan akan mengekspor 10.000 Ton per triwulan melalui Pelabuhan Kuala Langsa.
PT Sultana Biomass Indonesia ini menyewa lapangan penumpukan seluas 6.000 m2 yang kemudian akan diperluas menjadi satu hektar karena tingginya permintaan cangkang kelapa sawit.
“Pelabuhan Lhokseumawe yang merupakan salah satu cabang Pelindo 1, optimis menunjukkan kinerja operasional yang tumbuh meningkat dengan melakukan beberapa pengembangan bisnis strategis yang terus dikembangkan. Kami akan terus berupaya melakukan inovasi untuk ekspansi bisnis sebagai wujud memberikan pelayanan terbaik yang sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa, serta meningkatkan perekonomian nasional khususnya di wilayah kerja Pelindo 1 termasuk di wilayah Aceh,” kata VP Public Relations Pelindo 1, Fiona Sari Utam menambahkan. (rat/***)