Pembangunan fisik proyek raksasa pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara sudah mencapai 93%. Artinya pada Maret 2018 sudah bisa beroperasi.
“Maret 2018 atau awal kuartal 2 tahun 2018 diharapkan Kuala Tanjung sudah dapat dioperasikan. Paling tidak awal April 2018 trial untuk pelabuhan Kuala Tanjung,” kata Dirut PT Pelindo I Bambang Eka Cahyana, kepada Ocean Week, di Bursa Efek Jakarta, Jumat (22/12) pagi.
Kata Bambang, trial yang dilakukan mesti berulang kali, sehingga ketika sudah benar-benar beroperasi tidak ada lagi kendala.
Menurut Bambang Eks, Pelindo I terus fokus untuk menyelesaikan secepatnya pelabuhan Kuala Tanjung. “Sudah banyak investor yang berminat untuk masuk ke Kuala Tanjung, namun kami masih mempelajarinya lebih dulu,” ucapnya lagi.
Selain fokus ke Kuala Tanjung, pihaknya juga konsentrasi pada operasional fasilitas yang sudah diinvestasi TPK sibolga, pelabuhan curah kering, surah cair di Belawan, dan lain-lain. “Sekarang ini yang lebih penting lagi adalah bagaimana menumbuhkan pasar,” ungkap Bambang.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung milik PT Pelindo I beroperasi tahun 2018. “Selesai pembangunan kita tetapkan soft launching Pelabuhan Kuala Tanjung pada Maret 2018,” kata Menhub.
Menhub Budi menyatakan Pelabuhan Kuala Tanjung akan menjadi hub internasional di kawasan barat Indonesia setelah Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Bitung. Berbagai sarana dan prasarana infrastruktur telah disiapkan untuk mendukung fungsi pelabuhan itu.
Proyek pembangunan Terminal Multipurpose di Pelabuhan Kuala Tanjung kini sudah mencapai 94 persen untuk sisi laut dan 74,5 persen untuk sisi darat. Pelabuhan Kuala Tanjung diproyeksikan akan menjadi pelabuhan terbesar dan merupakan pintu masuk Pulau Sumatera.
Pelabuhan Kuala Tanjung nantinya akan memiliki kapasitas hingga mencapai 20 juta TEUs yang dikembangkan secara bertahap hingga tahun 2023. Tahap I merupakan Pengembangan Terminal Multi purpose Kuala Tanjung disiapkan dengan memiliki kapasitas 500 ribu TEUs yang dikelola oleh PT Prima Multi Terminal yang merupakan anak usaha gabungan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdiri dari Pelindo 1, PT Pembangunan Perumahan, dan PT Waskita Karya.
Adapun komposisi penyertaan saham Pelindo 1 adalah sebesar 55 persen, PT Pembangunan Perumahan 25 persen, dan PT Waskita Karya sebesar 20 persen.
Program Mengajar
Sementara itu, melalui program BUMN Mengajar, PT Pelabuhan Indonesia I hadir di SD Negeri 178491 Pintupohan, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara pada Kamis, 21 Desember 2017. Direktur Utama Pelindo 1, Bambang Eka Cahyana menginspirasi siswa-siswi kelas 6 dengan menjelaskan mengenai bisnis kepelabuhanan yang turut mendukung perekonomian bangsa.
“Pelindo 1 merupakan BUMN yang bergerak di bidang kepelabuhanan. Pelabuhan memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian. Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga dalam mengirimkan barang dari satu pulau ke pulau yang lain memerlukan pelabuhan. Sebanyak 70 persen perdagangan dunia dilakukan melalui pelabuhan, karena mengirim barang menggunakan kapal jauh lebih murah dan bisa membawa barang dalam jumlah besar,” ujar Bambang Eka Cahyana dalam rilisnya. (***)