PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU) membidik pertumbuhan pendapatan sebesar US$ 14,7 juta pada tahun 2023 ini atau naik 30,9% dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercapai US$ 11,23 juta.
Target tersebut seiring dengan meningkatnya industri jasa layanan minyak di dunia.
Dalam paparan publik pada Jumat (19/5), CFO Pelayaran Tamarin Samudra Henry V Parengkuan menyampaikan bahwa pertumbuhan kinerja perseroan pada tahun ini akan ditopang oleh peningkatan kinerja industri jasa layanan minyak lepas pantai akibat harga minyak terus positif pada saat ini.
Henry menggambarkan sejak Januari 2022 sampai dengan April 2023, harga minyak bergerak fluktuatif, sejak September 2022 harga minyak selalu berada di bawah US$ 100/bbl. “Perseroan optimis kinerja perusahaan akan tumbuh positif kedepannya,” ujarnya.
Saat ini, ungkapnya, perseroan memiliki beberapa kontrak kerja berjalan, yaitu dengan PT Pertamina Hulu Energi OSES di wilayah Central Business Unit (CBU) berakhir sampai dengan 17 November, dan PT Pertamina Hulu Energi OSES di wilayah Drilling Well Intervention (DWI) berakhir sampai dengan Januari 2024.
“Pada awal tahun 2023, perseroan juga memperoleh kontrak dengan PT Pertamina International Shipping (PIS) terkait Perjanjian Sewa Berdasarkan Waktu Kapal “Accomodation Work Barge” di Poleng, Madura, Indonesia,” katanya.
Oleh karena itu, perseroan memproyeksikan pendapatan meningkat sebanyak 30% menjadi US$ 14,7 juta tahun ini. Bahkan, jumlah ini diperkirakan kembali melesat pada 2024 bisa mencapai US$ 19,27 juta atau melonjak 23,72%.
Henry juga menyatakan, tahun ini jumlah EBITDA perseroan diperkirakan mencapai US$ 9,81 juta atau melambung 43,84% dibanding 2022 yang sebesar US$ 6,82 juta. Sedangkan untuk 2024, EBITDA TAMU diproyeksikan sebesar US$12,15 juta atau bertumbuh 23,85%.
Sedangkan, EBITDA per 31 Maret 2023 tercatat US$ 1,73 juta atau meroket 262,94%. Rugi komprehensif di kuartal I-2023 senilai US$ 330,47 ribu atau menyusut 79,3% dibanding rugi komprehensif pada kuartal I-2022 sebesar US$ 1,59 juta.
Sementara itu, tahun ini perseroan berharap meraih laba komprehensif sebesar US$ 1,12 juta atau berbanding terbalik dengan capaian 2022 yang masih mencatatkan rugi komprehensif US$ 4,86 juta.
“Laba komprehensif TAMU diproyeksikan bisa mencapai US$ 3,61 juta atau melesat 222,32% dibanding 2023 yang diperkirakan sebesar US$ 1,12 juta,” jelasnya.
Hingga kuartal pertama 2023, pendapatan usaha TAMU sudah menyentuh US$ 2,95 juta atau meningkat 11,3% .
Menurut Henry, per 31 Maret 2023, TAMU terpantau dapat menekan liabilitas sebesar 8,69% menjadi US$ 32,65 juta dari US$ 35,76 juta pada 31 Maret 2022. Sedangkan jumlah ekuitas hingga akhir kuartal I-2023 tercatat US$30,6 juta atau lebih rendah 10,53 % dibanding per akhir kuartal I-2022 sebesar US$34,2 juta
Sebelumnya, pada tanggal 20 Januari 2022, perseroan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) telah menandatangani perjanjian restrukturisasi kredit berupa relaksasi pembayaran pokok. Dan pada tanggal 30 Mei 2022, perseroan dan PT Bank Syariah Indonesia telah menandatangani perjanjian restrukturisasi berupa tambahan jangka waktu pembiayaan selama 6 bulan.
Untuk diketahui bahwa Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU) didirikan pada tanggal 27 Agustus 1998 dan mulai operasi secara komersial pada tahun 2005. Kantor pusat TAMU berlokasi di Jln. Alaydrus No. 78C, Petojo Utara, Gambir, Jakarta 10130 – Indonesia.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Pelayaran Tamarin Samudra Tbk, yaitu PT Andalan Lepas Pantai, dengan persentase kepemilikan sebesar 80%.
Saat ini kegiatan usaha Pelayaran Tamarin Samudra Tbk bergerak di bidang jasa penyewaan kapal penunjang kegiatan lepas pantai. (**)