Mayoritas bisnis pelayaran sedang lesu akibat perekonomian dunia belum membaik. Karena itu, agar pelayaran tetap dapat bertahan, salah satu upayanya yakni dengan menjual asset kapalnya. Sejumlah perusahaan pelayaran yang di tahun 2017 ini telah menjual kapalnya antara lain, PT Rig Tenders Indonesia (RIGS), PT Logindo Samuderamakmur, dan PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya (BBRM),
RIGS menjual 4 kapal, pada bulan Agustus 2017 lalu dengan total harga US$ 379,669, dibeli oleh PT Sumatera Jawa Lines. EMpat kapal itu adalah BSC Star, Batur, Bromo dan Klabat,
Sementara itu, PT Logindo Samudramakmur menawarkan 14 kapalnya untuk dilego. Pihaknya terus mencari calon pembeli. Logindo menjual kapal-kapal tersebut lantaran kapal sudah tua dan sebagian merupakan kapal kecil. Untuk kapal-kapal besar, masih digunakan.
Kapal-kapal itu ditawarkan dengan harga bervariasi. Untuk jenis flat top barge ditawarkan dengan harga lebih murah, dibandingkan tug boat atau crew boat yang bernilai lebih tinggi.
Sedangkan BBRM, telah menjual sekitar 2 kapalnya, karena tahun 2016 lalu, total kapal milik perseroan masih 68 unit, sekarang tinggal 66 unit.
Berdasarkan informasi dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), menyebutkan bahwa penjualan kapal oleh RIGS ini memberikan dampak positif terhadap kegiatan operasional dan kondisi keuangan perusahaan karena dapat mengurangi beban keuangan perusahaan ke depan.
Sementara pihak Logisndo menyatakan, penjualan aset kapal-kapalnya dinilainya tidak memberikan pengaruh banyak terhadap kontribusi pendapatan. Namun, dari penjualan kapal itu nantinya akan menekan biaya perawatan kapal.
Steven Andrew, Sekretaris Perusahaan BBRM, beberapa waktu lalu menyatakan, BBRM sebenarnya memiliki jaringan Grup Marco Polo yang luas untuk memasarkan jasa sewa kapalnya ke luar negeri. Khususnya ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Tetapi, dengan harga minyak dunia yang belum pulih signifikan, permintaan sewa kapal menjadi sangat terbatas di semua negara.
Data mencatat, hingga 30 Juni 2017, BBRM memiliki 66 kapal, terdiri kapal tunda 30 unit dengan utilisasi 64%, tongkang sebanyak 30 unit dengan utilisasi 64%, Japan self propelled barge sebanyak 1 unit dengan utilisasi 90%, dan kapal penunjang lepas pantai sebanyak 6 unit dengan utilisasi 37%.
Penjualan kapal oleh BBRM itu kemungkinan untuk menutupi kegiatan operasional perseroan. Makanya untuk memperkuat modal kerjanya, BBRM akan kembali menjual aset kapal jika ada penawaran yang baik dari luar.
Belum lama ini, PT Samudera Indonesia juga telah menjual sejumlah kapal miliknya. Salah satunya dibeli oleh perusahaan pelayaran nasional.
Penjualan asset kapal, kemungkinan juga banyak dilakukan oleh perusahaan pelayaran, tetapi tidak terekspose. Penjualan itu dilakukan, mengingat bisnis sector ini sampai sekarang masih belum membaik. (***)