Suasana Pelabuhan Tanjung Priok hari Selasa ini (dari pagi hingga pukul 10.59) tampak sepi.
Truk petikemas yang biasanya memadati pelabuhan untuk ekspor impor juga tak banyak berlalu lalang.
Apakah sepinya tersebut, karena adanya demo dari para sopir hari ini, atau memang karena hari Selasa, kegiatan pengiriman barang masih belum padat.
Yang pasti Ocean Week saat masuk ke pelabuhan, dari gate 9 sampai depan kantor Pelindo, kantor KSOP terlihat lengang.
Begitu pula di jalan raya Cilincing dari turunan atau keluar tol Koja, sampai depan pasar Permai pun tampak lancar, tak seperti hari-hari biasanya macet.
Adi Sugiri, Eksekutif GM Pelindo Regional 2 Tanjung Priok saat dikonfirmasi menyatakan, kegiatan di pelabuhan khususnya bongkar muat dan lalu lintas kapal normal, tidak terganggu adanya aksi demo para sopir.
“Alhamdulillah, kegiatan kapal dan bongkar muat barang lancar dan normal tak ada masalah,” ujarnya di Tanjung Priok.

Sementara itu, Darmawan Witanto, akrab dipanggil Akong (karateker Ketua Aptrindo Jakarta) mengaku bahwa para sopir yang demo bukan anggota perusahaan Aptrindo. “Kami nggak tau itu,” ujarnya.
Pantauan Ocean Week di depan NPCT1 saat ini belum banyak pendemo, hanya puluhan sopir yang datang berkumpul.
Tindaklanjuti
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo siap mengakomodir aspirasi para sopir truk kontainer terkait beberapa kondisi operasional di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Hal tersebut disampaikan oleh Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Adi Sugiri, di Jakarta Utara, Selasa (11/2).
“Pelindo terbuka menerima aspirasi kawan-kawan pengemudi truk kontainer. Kami juga akan mengkoordinasikan aspirasi tersebut dengan pemangku kepentingan terkait di pelabuhan, untuk menemukan solusi bersama. Karena pelabuhan merupakan ekosistem bersama lintas pemangku kepentingan yang merupakan obyek vital nasional (obvitnas) yang harus dijaga kelancaran operasionalnya,” kata Adi.
Adi menambahkan pihaknya memahami apa yang menjadi keluhan para sopir di pelabuhan. Salah satu penyebab kepadatan antrean yang terjadi di beberapa terminal peti kemas Pelabuhan Tanjung Priok adalah karena meningkatnya arus bongkar muat yang terjadi di sana. Kepadatan antrean ini terjadi pada waktu-waktu tertentu atau dalam keadaan tertentu seperti pada saat ada libur panjang, sehingga membuat para pemilik barang mengejar dan menuntaskan pengiriman barang.
“Kami memohon maaf apabila dalam pelayanan kepada para sopir masih terdapat kekurangan, ini akan menjadi momentum untuk melakukan evaluasi dan perbaikan pelayanan khususnya dari sisi pelayanan receiving/delivery. Kami juga menambahkan jumlah toilet bersih di terminal bagi para sopir truk,” ujarnya.
Terkait adanya dugaan pungutan liar (pungli) di area pelabuhan, Adi Sugiri menegaskan, dari sisi Pelindo sebagai operator pelabuhan, berkomitmen penuh terus menjaga integritas dalam segala lini proses bisnisnya. Tidak hanya di lapangan, namun juga di sisi administrasi pendukung layanan. Pelindo bahkan telah berkolaborasi dengan berbagai instansi maupun aparat penegak hukum, di antaranya Stranas PK, Kejaksaan, Ombudsman, dan Transparansi International Indonesia, untuk menjaga inisiatif Pelabuhan Bersih.
“Pelindo telah menyediakan sistem untuk melaporkan tindakan pungli, korupsi, dan pemerasan, melalui saluran yang independen, yaitu WBS (whistleblowing system) Pelindo Bersih, yang dapat diakses secara daring kapan pun, dari mana pun, dan oleh siapa pun. Termasuk kawan-kawan pengemudi truk. Jika ada oknum yang terbukti melakukan pungli, Pelindo langsung memberikan sanksi tegas,” pungkas Adi.
WBS Pelindo Bersih memiliki pilihan saluran pelaporan melalui nomor whatsapp: +62-811-933-2345 / +62-811-9511-665, email pelindobersih@whistleblowing.link maupun melalui website: https://pelindobersih.pelindo.co.id/. (***)