Pelabuhan-pelabuhan di Pantai Utara (Pantura) akan dikembangkan, disesuaikan dengan permintaan pangguna jasa dan pangsa pasar yang ada. Misalnya pelabuhan Cirebon akan dikembangkan untuk dapat melayani kontainer.
Kemudian pelabuhan Tanjung Emas Semarang dan pelabuhan Tegal akan diperluas. Untuk Tanjung Emas dari 300 hektar luas lahan tersedia, akan dikembangkan 20 hektar, sedangkan pelabuhan Tegal, dari lahan seluas 20 hektar dikembangkan antara 2-11 hektar.
Alur pelayaran pelabuhan itu juga akan dikeruk. Pelabuhan Cirebon dikeruk hingga 7,5 meter, sementara pelabuhan Tegal dari kedalaman hanya 1,5 meter akan diperdalam menjadi 5 meter.
Kata Prasetyadi, Direktur Operasional dan Sistem Informasi PT Pelabuhan Indonesia II, pelabuhan Cirebon akan diperluas agar kapal berukuran besar bisa sandar dan melakukan bongkar muat tanpa hambatan, sehingga pengguna jasa bisa meningkatkan kapasitasnya.
“Dalam waktu dekat kolam pelabuhan akan dikeruk agar akses kapal besar dapat masuk. Diproyeksikan pada Oktober 2017 akan selesai,” katanya.
Dengan perluasan itu, ungkap mantan Dirut Teluk Lamong itu, kapal pengangkut peti kemas berkapasitas 30.000 DWT dapat dilayani. Tentunya, Pelindo II juga sudah menyiapkan peralatan bongkar muat pendukung kegiatan petikemas di pelabuhan Muara Jati Cirebon ini.
“Kami akan siapkan crane yang mampu mengangkut 10-12 peti kemas/jam. Sebab jika beroperasi 20 jam, paling tidak sebanyak 200 peti kemas dalam satu hari bisa selesai. Pelabuhan Cirebon akan menjadi feeder barang ekspor dari wilayah III,” ujar Prasetyadi di Cirebon, baru-baru ini.
Prasetyadi juga mengungkapkan, setelah Pelabuhan Tanjung Priok bisa menampung dan menyandarkan kapal besar (CMA-CGM) direct ke Amerika, maka peran sentral akan beralih ke Pelabuhan Cirebon.
“Nantinya, Pelabuhan Cirebon akan menjadi feeder barang-barang ekspor yang biasanya diangkut dengan truk melalui jalan darat, kedepan akan beralih melalui laut,” ucapnya.
Diharapkan, para pengusaha dapat memanfaatkan kegiatannya melalui pelabuhan Cirebon. Jika pelabuhan ini sudah diperluas dan dijadikan pelabuhan ekspor, maka pendapatan PAD daerah akan meningkat.
Fokus
Sementara itu, GM Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Agus Hermawan mengatakan, rencana mengembangkan Pelabuhan sudah sesuai dengan visi misi perusahaan. “Pelabuhan Tanjung Emas, dari 300 hektare lahan yang tersedia, akan dikembangkan sampai seluas 20 hektare. Sedangkan untuk Pelabuhan Tegal dari 20 hektare, untuk tahap pertama akan dikembangkan 2-11 hektare menyesuaikan dengan kebutuhan pasar,” katanya.

Menurut Agus, langkah pertama yang akan dilakukan yakni melakukan pengerukan alur pintu masuk Pelabuhan Tegal. Dari saat ini 1,5-2 meter dikeruk menjadi 3,5-5 meter. Dengan kedalaman yang memadai, tongkang-tongkang batubara maupun pengangkut batu split bisa masuk ke Pelabuhan Tegal.
Selain dikeruk, ungkap Agus, Pelindo III juga akan melakukan pelebaran akses jalan, dari yang saat ini hanya seluas 7-8 meter, menjadi 18 meter. “Untuk menegmbangkan pelabuhan, infrastukturnya juga harus memadai. Karena itu, selain pengerukan, pelebaran akses jalan juga menjadi fokus utama kami,” jelasnya.
Dia berharap, Pemkot Tegal dan Pelindo III dapat bersinergi dengan saling membantu dan medukung rencana pengembangan pelabuhan.
Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Fatah Yasin mengungkapkan dukunganya atas rencana pengembangan Pelabuhan Tegal.
Karena itu, Fatah mengatakan akan mereview Rencana Induk Pelabuhan (RIP). “Kami sudah melayangkan surat kepada Kementerian Perhubungan, terkait rencana ini. Sehingga dalam waktu dekat, kami akan melakukan pembahasan terkait perubahan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) tersebut,” ujarnya. (humpl/**)