Beberapa pengurus INSA Jaya menyatakan operasional Patimban secara full, khususnya terminal petikemas masih memerlukan waktu cukup lama, mengingat saat ini dermaganya saja belum siap.
Hanya car terminal yang sudah beroperasi, itupun belum didukung dengan akses jalan yang bagus, karena pembangunan jalan belum sepenuhnya nyambung langsung ke dermaga.
Pernyataan tersebut mengemuka dari Sunarno, dan Munif, keduanya pengurus INSA Jaya usai melihat langsung pelabuhan Patimban, beberapa waktu lalu.
Padahal, Patimban diharapkan banyak pihak dapat memberi sesuatu yang baru, misalnya bisa memberi dampak positif perekonomian masyarakat setempat, membuka lapangan kerja warga sekitar, dan sebagainya.
“Yang kami lihat baru car terminal yang beroperasi dan itupun belum optimal. Sekarang ada kapal yang dioperatori ASDP rute Patimban-Panjang, Patimban-Banjarmasin, itu juga belum banyak yang memanfaatkan karena pengguna jasa belum melihat nilai lebih dari pelabuhan ini,” kata Munif yang juga bermain di pelayaran RoRo di Tanjung Priok kepada Ocean Week, usai meninjau Patimban.
Sementara Sunarno menanyakan, sebagai Pelayaran yang mengageni kapal-kapal Wan Hai dengan rute melintasi Tanjung Emas-Tanjung Perak ke Jakarta apakah bisa juga mampir ke Patimban. “Tapi kalau melihat dermaganya saja masih dibangun, alat crane nya juga belum ada rasanya masih lama dapat menggunakan Patimban,” ujarnya.
Meski begitu, baik Munif maupun Sunarno paling tidak sudah memperoleh gambaran bagaimana fakta sesungguhnya pelabuhan Patimban saat ini.
Munif dan Sunarno berharap, Patimban akan mendapatkan pasar baru, bukan pasar pindahan dari pelabuhan yang sudah eksis selama ini. “Saya dapat info karena setelah soft launching, untuk car terminal belum ada kapal internasional lagi masuk ke patimban, pemerintah akan intervensi untuk memindahkan pelayaran yang bermain kendaraan dan sudah eksis menggunakan Priok maupun Marunda akan digeser ke Patimban. Dan itu ngga bisa dipaksa begitu,” keluh Munif.
Sedangkan Yukki Nugrahawan Hanafi, Wakil Direktur Utama PT Indika Logistics & Support Services (ILSS) mengemukakan bahwa operasi Pelabuhan Patimban akan dibagi menjadi 2 area terminal yakni Terminal Kontainer dan Terminal Kendaraan.
“Operasional kendaraan terminal diestimasi bisa dimulai pada November 2021 sedangkan terminal peti kemas di tahun 2024,” katanya kepada Ocean Week, Senin pagi (8/2/2021).
Yukki juga mengatakan, pengelolaan pelabuhan Patimban adalah konsorsium operator terdiri dari PT CTCorp Infrastruktur Indonesia (CTII), PT Indika Logistics & Support Services Tbk, PT U Connectivity Services, dan PT Terminal Petikemas Surabaya.
Untuk sementara, Kementerian Perhubungan menugaskan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) sebagai operator.
“Diperkirakan konsorsium akan mulai mengoperasikan terminal kendaraan pada bulan November 2021, setelah semua fasilitas pendukung dan ijin yang diperlukan selesai,” katanya.
Sementara itu, terminal kontainer diperkirakan akan mulai dioperasikan oleh operator pada 2024, setelah pembangunan fasilitas infrastruktur dan fasilitas pendukung lainnya siap. Kedua terminal ditujukan untuk kegiatan domestik dan ekspor – impor.
Menurutnya, lokasi Patimban yang lebih dekat dengan sentra industri di Provinsi Jawa Barat diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada efisiensi biaya logistik para pelaku industri di Jawa Barat. Kelancaran serta kemudahan aksesibilitas, diharapkan dapat mengurai kemacetan di wilayah Tanjung Priok.
“Membangun Indonesia itu perlu adanya kompetisi yang saling membangun. Sering saya sampaikan kolaborasi itu lebih baik dari berkompetisi, termasuk berkolaborasi dengan semua stakeholder,” ungkap Yukki.
Patimban, ujarnya, diharapkan dapat berfungsi sebagai back up outlet Pelabuhan dan menurunkan tingkat kemacetan di DKI Jakarta dengan memindahkan sebagian lalu lintas angkutan berat ke luar wilayah Ibu Kota.
Menurut Yukki, pertumbuhan ekonomi itu disebabkan 2 faktor utama, konsumsi dan investasi. “Konsorsium tentunya telah mempunyai strategi khusus melihat peluang ataupun pasar yang ada apakah itu Industri otomotif misalnya. Kita sama-sama mengetahui bahwa Indonesia akan memproduksi 2,5 juta unit kendaraan pertahun dan pelabuhan Patimban berpotensi sebagai pelabuhan transhipment untuk kendaraan tujuan export ke pasar Australia dan New Zealand dari exportir negara lain,” jelasnya panjang lebar.
Pelabuhan Patimban disiapkan untuk dapat menjadi pelabuhan pertama di Indonesia yang mengintegrasikan seluruh mata rantai pasok sekaligus menjadi Pelabuhan baru berskala Internasional yang akan melengkapi Pelabuhan Internasional yang saat ini telah beroperasi.
“Selanjutnya, Patimban diharapkan dapat menjadi bagian dari pelayanan transportasi dan logistik di Indonesia yang memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat secara umum serta memberikan multiplier effect, yang dapat dinikmati oleh masyarakat sekitar Patimban dan Jawa Barat,” ungkapnya.
Kata Yukki, pihaknya telah berkomunikasi dan mendapatkan dukungan penuh kementerian perhubungan dan tentunya kementerian dan Lembaga lainnya termasuk bea cukai.
pastinya kita membutuhkan waktu untuk dapat menjadikan patimban sebagai salah satu pelabuhan terbaik di Indonesia yang diminati oleh pengguna jasa. Kita terus melakukan komunikasi . Paralel menyelesaikan semua kesepakatan dan ketentuan yang berlaku. Minggu lalu konsorsium telah menyelesaikan dan membentuk Perusahaan dengan nama PT. Pelabuhan Patimban Internasional (PPI).
“PT PPI punya waktu 40 hari kedepan untuk menandatangani perjanjian KPBU dengan PJPK (Penanggungjawab Proyek Kerja Sama) Kementerian Perhubungan,” ungkap Yukki yang juga menjadi juru bicara konsorsium.
Ciptakan Kesejahteraan
Anggota Komisi V DPR RI Bambang Hermanto dalam keterangan tertulisnya mengungkapkan dengan kehadiran Pelabuhan Patimban diharapkan dapat menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.
“Kami berharap Pelabuhan Patimban bisa segera diselesaikan dan masyarakat sekitar dapat menikmati manfaat atas keberadaan Pelabuhan Patimban,” ujar Bambang.
Menurut Bambang, sampai dengan saat ini, progres penyelesaian proyek strategis nasional Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, sudah mencapai kurang lebih 75 persen. Beberapa waktu lalu juga sudah dilakukan soft launching oleh Presiden Joko Widodo, yang artinya Pelabuhan Patimban ini sudah siap untuk digunakan.
Sebelumnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku optimistis bahwa Pelabuhan Patimban apabila disinergikan dengan baik dengan Pelabuhan Tanjung Priok akan mampu mengalahkan Pelabuhan Shanghai dan Singapura.
Budi juga menyebut Pelabuhan Patimban melengkapi Bandara Internasional Jawa Barat atau Bandara Kertajati yang sudah lebih dahulu beroperasi.
Menhub berharap dengan adanya Pelabuhan Patimban dapat menstimulasi tumbuhnya arus barang dan jasa atau logistik dari dan ke aglomerasi Pelabuhan Cirebon, Kawasan Industri Karawang, Sumedang, Majalengka, hingga jalan tol yang mempertemukan Jakarta. (**)