Meski banjir mengepung wilayah Tanjung Emas, namun kegiatan sandar kapal dan bongkar muat di terminal petikemas (TPK) Semarang tetap berjalan normal.
“Tanjung Emas banjir hanya di jalanan menuju ke terminal. Tapi terminal Alhamdulillah berjalan normal dan tidak ada kendala. Jadi overall TPKS tidak ada kendala dan berjalan normal,” kata GM TPKS Taufiq Rachman kepada Ocean Week, Minggu pagi (7/2/2021).
Hanya saja, ujar Taufiq, pegawai yang mau menuju lokasi terminal agak terganggu karena terimbas banjir di sekitas Tanjung Emas.
“Kegiatan sedikit terhenti kemarin karena curah hujan yang tinggi dan penglihatan serta jarak pandang operator dan demi safety akhirnya kami stop selama 2 jam saja. Saat ini sudah normal lagi,” ungkapnya.
Sementara itu, ketua DPC INSA Semarang M. Ridwan juga menyatakan pendapat sama. Katanya banjir yang menggenangi Tanjung Emas tak mengganggu kegiatan kapal di TPK Semarang.
“Aktivitas pelabuhan Semarang masih tetap berjalan meski ada banjir di sekitar pelabuhan,” ujar Ridwan menjawab Ocean Week, per telpon Minggu pagi.
Meski begitu, katanya, kendala akibat hujan/banjir itu sedikit mengganggu proses bongkar muat barang/petikemas di terminal. Apalagi angin yang bertiup cukup kencang, sehingga pemanduan kapal juga terhambat.
“Tapi alhmdulillah di lapangan CY aman tidak terkena banjir meskipun akses ke pelabuhan banjir. Kayaknya ini sudah merupakan kejadian rutin setiap tahun,” jelasnya.
Ridwan memaklumi jika saat ini baru memasuki musim penghujan, sehingga setiap musim penghujan, Tanjung Emas selalu lengganan banjir.
Namun begitu, kinerja kapal tidak terganggu.
Ridwan juga menceritakan bahwa selama tahun 2020, kinerja pelayaran di Semarang mengalami penurunan sekitar 2% dibandingkan tahun sebelumnya, itu akibat pandemi covid-19.
“Untuk tahun 2021, fokus kami adalah memperkuat link kepada seluruh stakeholder yang telah terjalin selama ini. Konkritnya adalah mendorong exportir/importir di Jateng/DIY untuk menggunakan pelabuhan Tanjung Emas, secara internal anggota kami juga menyiapkan frekuensi kunjungan kapal lebih banyak dan atau volume capasitas load kapal diperbesar,” jelasnya.
Ketua INSA Semarang ini menambahkan bahwa pihaknya terus melakukan peningkatan komunikasi dengan operator pelabuhan (BUP).
“Kami terus berkomukasi dengan pihak pelabuhan, sehingga fasilitas b/m, kedalaman kolam pelabuhan, lapangan penumpukan (CY) dan system pelayanan kapal terus di update untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin rumit terutama dalam masa pandemi yang belum berakhir ini,” tutur Ridwan.
Menjawab mengenai adanya kebijakan gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang pada hari Sabtu dan Minggu di rumah saja, Ridwan menyatakan jika kebijakan tersebut tidak berpengaruh banyak terhadap proses kedatangan/keberangkatan kapal. Kalaupun kemarin terdapat keterlambatan sandar dan b/m itu karena masalah cuaca.
Di tempat terpisah Ketau Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jawa Tengah & DI Yogjakarta, Ari Wibowo mengemukakan, kalau di dalam pelabuhan (TPKS) tidak terpengaruh dengan banjir, karena sudah ditinggikan dan ada pompanisasi.
“Jadi kinerja logistik tidak terpengaruh dengan banjir yang menggenangi sebagian besar di Tanjung Emas, karena yang banjir diluar pelabuhan saja,” tegasnya.
Seperti diketahui bahwa banjir di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas terjadi dikarenakan curah hujan yang tinggi dan pompa penyedot yang berada dititik2 lokasi yang telah ditempatkan tidak mampu mengatasi serta dengan ditambahnya air pasang.
Ketinggian air di sepanjang jalan yang ada wilayah pelabuhan berkisar antara 30 cm s/d 50 cm. Hal tersebut mengakibatkan arus lalin macet dan khususnya kendaraan roda dua mengalami mogok. (***)