Uji coba pelaksanaan inaportnet sistem di pelabuhan Marunda sejak sebulan ini diakui para pengguna jasa sudah bagus. Kalau pun masih ada kekurangan, itu disebabkan belum terbiasanya pengguna jasa dalam peralihan dari manual ke elektronik.
“Inaportnet di Marunda yang maish uji coba berjalan lancar, karena kami sudah ada pengalaman di Tanjung Priok, jadi apa yang kami kerjakan di Priok, tinggal diterapkan disini (Marunda),” kata Banu Amza, ketua INSA Jaya seksi pelabuhan Marunda kepada Ocean Week, Senin pagi ini.
Cuma problem yang masih muncul, menurut Banu, adalah konektivity pandu di dalam sistem IT yang masih belum sempurna. Akibatnya, sering terjadi keterlambatan.
“Ini mesti jadi perhatian Pak KSOP Marunda,” tegasnya.
Penilaian sudah bagusnya pelaksanaan inaportnet di Marunda juga disampaikan oleh Pahala Sianturi, dari pelayaran Helladius Sak Berjaya Dana Sak.
“Inaport pada intinya bagus, tapi sekarang di Marunda kan masih percobaan, karena kami salah satu pelayaran yang sudah melakukan inaportnet di priok dan Sunda Kelapa, jadi sampai saat ini nggak ada kendala,” ujarnya.
Menurut dia, kalau dalam pelaksanaan inaportnet ada kendala, para pengguna jasa pasti berteriak.
Meski begitu, pihak KSOP juga jangan merasa sudah berjalan sempurna, karena yang namanya sistem IT pasti akan ada masalah.
Sementara itu, kepala KSOP Marunda Capt. Isa Amsyari yang dikonfirmasi Ocean Week, menyatakan bahwa Inaportnet sudah lancar, berjalan baik, tidak ada masalah.
“Kalau kemarin ada antrean karena angin kencang, dan kemarin saya turun lanhsung untuk mengamankan kapal-kapal dan tongkang yang sedang sandar untuk mengapung-apung dulu,” ungkapnya.
Seperti diketahui bahwa pelaksanaan inaportnet di pelabuhan Marunda juga berbarengan dengan pelabuhan Pulau Seribu, Sunda Kelapa, dan Muara Angke.
Sosialisasi kepada para pengguna jasa (pelayaran) juga sudah dilakukan beberapa waktu (bulan November) lalu.
Pada akhir bulan November (30/11), Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut kembali melaksanakan Go Live Inapornet pada 20 (dua puluh) pelabuhan, bertempat di Lembar, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Hal tersebut melengkapi 34 (tiga puluh empat) pelabuhan sebelumnya yang sudah lebih dulu menerapkan go live inaportnet sejak tahun 2016, sehingga total sebanyak 54 (lima puluh empat) pelabuhan telah menerapkan go live inaportnet per 30 November 2020.
Sejak tahun 2016 hingga tahun 2019 penerapan Inaportnet di pelabuhan telah dilaksanakan pada 33 (tiga puluh tiga) Pelabuhan, yaitu Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan, Makassar, Tanjung Emas, Banten, Ambon, Bitung, Banjarmasin, Balikpapan, Panjang, Sorong, Gresik, Pelembang, Teluk Bayur, Pontianak, Tanjung Pinang, Tanjung Balai Karimun, Pekanbaru, Dumai. Jambi, Bengkulu, Tanjung Pandan, Pangkal Balam, Cirebon, Cilacap, Kendari, Benoa, Samarinda, Bontang, Ternate, Jayapura dan Kotabaru.
Di awal 2020 ini, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah menerapkan go live Inaportnet di Pelabuhan Batam dan 20 (dua puluh) pelabuhan lainnya per tanggal 30 November 2020 juga melakukan Go Live Inaportnet, yaitu Pelabuhan Tanjung Buton, Patimban, Palu, Kuala Tanjung, Kijang, Tanjung Wangi, Sunda Kelapa, Lembar, Kupang, Sampit, Tarakan, Manado, Pare-Pare, Gorontalo, Biak, Bau-Bau, Seribu, Marunda, Muara Angke dan Satui.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, H. Agus R. Purnomo mengatakan, pelaksanaan Go Live tersebut merupakan tindak lanjut dari penandatanganan pakta integritas pada 20 (dua puluh) Pelabuhan yang telah dilaksanakan pada tanggal 18 November 2020 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.
“Dengan dilaksanakannya Go Live, artinya pelayanan kapal dan barang di 20 (dua puluh) pelabuhan dimaksud wajib menggunakan Inaportnet agar kegiatan pelayanan kapal dan barang di pelabuhan dapat berjalan dengan lebih cepat, mudah, transparan dan efisien dengan biaya yang lebih murah dan kompetitif,” kata Dirjenla Agus.
Agus Purnomo berharap kedepannya pengembangan Inaportnet di pelabuhan dapat terintegrasi dengan sistem ekosistem logistik nasional melalui Indonesia National Single Window (INSW) yang bertujuan untuk menurunkan harga logistik agar berdaya saing dan meningkatkan implementasi smart logistik di Indonesia.
Sementara Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt Antoni Arif Priadi mengatakan, Pelaksanaan Go live pada hari ini adalah sebagai wujud kesungguhan dan komitmen Kementerian Perhubungan khususnya Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dalam meningkatkan kegiatan pelayanan kapal dan barang di pelabuhan agar terciptanya keselamatan berlayar. (**)