Pemerintah sebaiknya tak mengumbar istilah hub port internasional untuk Kuala Tanjung, karena kalau keinginan tersebut tidak kesampaian bisa malu dengan dunia luar. Yang paling penting sekarang bagaimana mewujudkan pelabuhan itu selesai, dan dapat beroperasi.
“Wewujudkan hub port internasional itu tidak mudah. Mestinya pemerintah menggandeng MLO, apakah itu Maersk Line, Evergreen, NYK atau CMA-CGM, karena tanpa berkolaborasi dengan mereka sulit keinginan Indonesia memiliki hub port internasional terealisasi,” kata Ir. Sri Raharjo, Kepala Program Studi S1 Logistik ST Manajemen Transportasi Trisakti kepada Ocean Week, di Tangerang.
Dalam hal ini, ungkap mantan Pimpro pembangunan TPK Koja itu, Indonesia mesti belajar dari pemerintah Malaysia untuk pelabuhan Tanjung Pelepas. “Bagaimana Malaysia setelah Tanjung Pelepas selesai dibangun kemudian menggandeng dan kerjasama dengan salah satu pelayaran besar dunia, dan sampai sekarang jalan bagus. Kita (pemerintah RI-red) mesti kearah sana, karena kalau dioperatori oleh BUMN akan sulit sampai kesana,” ungkapnya.
Apalagi, posisi Kuala Tanjung juga dekat dengan pelabuhan Singapura. “Mereka (Singapura-red) pasti tidak akan tinggal diam, sebab mereka tidak mau ada pesaing,” ujarnya lagi.
Seperti diketahui bahwa PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo I), terus menggenjot penyelesaian pembangunan Kuala Tanjung.
Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, dengan progres sudah mencapai 68%, pelabuhan yang digadang-gadang menjadi pesaing Singapura itu akan selesai sesuai target yakni akhir tahun ini.
“Ini Kuala Tanjung sudah selesai 68%, dikerjakan dari 2015, kalau bekerja dicek terus, di-press, mereka bekerja, orang kita ini bisa. Akhir tahun sudah bisa diresmikan,” kata Jokowi.
Jokowi juga menginginkan pengelola pelabuhan bisa menggandeng operator pelabuhan besar luar negeri. Tujunnya agar patner luar negeri bisa membawa kapal-kapal yang jadi pelanggan mereka bisa bersandar di pelabuhan-pelabuhan Indonesia.
“Saya ingin juga dari BUMN kerjasama dengan pelabuhan-pelabuhan besar, supaya mitra kerjanya masuk ke Indonesia, Pelindo dengan Port of Rotterdam, dengan Port of Dubai. Kalau enggak kerjasama atau kita sendiri sulit jadi besar. Karena perlu keahlian manajemen, mengelola logistik bukan hal yang mudah,” paparnya.
Sementara itu, Asisten Humas PT Pelindo I Fiona kepada Ocean Week membenarkan bahwa Pelindo I terus mempercepat pembangunan Kuala Tanjung. Apalagi setelah Presiden Jokowi kembali menyatakan Kuala Tanjung sebagai hub port. “Kami terus menggenjot pembangunan Kuala Tanjung sesuai target. Mudah-mudahan akhir tahun 2017 ini sudah diresmikan,” ujarnya di acara pameran Logistik ASEAN, belum lama ini. (**)