Dirjen Perhbungan Laut menyatakan sudah ada beberapa investor berminat untuk melakukan kerjasama dalam pengelolaan pelabuhan-pelabuhan yang ditawarkan pemerintah (Kemenhub) melalui pola kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU).
“Kami masih menunggu hasil feasibility study (FS) dari PT Penjainan Infrastruktur Indonesia (PPI), setelah itu selesai baru kita lakukan lelang,” kata Dirjen Hubla Agus Purnomo, saat ditanya Ocean Week mengenai hal itu, di Jakarta, usai membuka acara FGD, Selasa lalu.
Menurut Agus Purnomo, ada sekitar 14 pelabuhan yang akan ditawarkan, namun untuk saat ini fokus pada Pelabuhan Bau-bau di Buton, Sulawesi Tenggara, dan Anggrek di Gorontalo. “Sekarang sedang dilakukan studi kelayakan untuk kedua pelabuhan itu, sebelum nantinya di lelang untuk menentukan siapa pengelolanya,” katanya lagi.
Ketika didesak siapa investor yang sudah berminat untuk itu, Dirjan Agus Purnomo, tetap tidak bersedia membocorkannya.
Beberapa pengusaha pelayaran yang dikonfirmasi sehubungan dengan hal ini, mayoritas minat mereka untuk masuk sebagai pengelola minim, karena memperhitungkan sisi bisnis. “Kalau pelabuhan-pelabuhan itu (Bau-bau dan Anggrek) kemungkinan antara investasi dengan pasar yang ada tak seimbang. Berapa puluh tahun investasi akan kembali,” tanya Darmansyah Tanamas, salah satu Wakil Ketua Umum INSA, di Jakarta, beberapa waktu lalu. Kedua pelabuhan saat ini dikelola oleh unit pelaksana teknis (UPT) Kemenhub.
Sebaliknya, Sekjen ABUPI Liana kepada Ocean Week mengaku ketertarikannya untuk ikut menjadi pengelola pelabuhan itu. “Anggota ABUPI tertarik untuk menjadi pengelola pelabuhan itu melalui kerjasama,” katanya belum lama ini.
Pemerintah (Kemenhub) menargetkan pengadaan atau pelelangan badan usaha untuk Pelabuhan Bau-bau pada awal 2019, sedangkan Pelabuhan Anggrek pertengahan 2019.
Untuk diketahui, Pelabuhan Bau-bau dan Anggrek merupakan bagian dari 14 pelabuhan yang akan dikerjasamakan dengan BUMN atau swasta melalui skema KPBU. Dua belas pelabuhan lainnya yakni Belang-Belang, Tahuna, Tobelo, Wanci, Serui, Kaimana, Pomako, Saumlaki, Dobo, Banggai, Labuan Bajo, dan Namlea.
Dibangun sebagai prasarana kapal perintis di Kabupaten Buton yang menghubungkan dengan daerah sekitar, Pelabuhan Bau-bau memiliki fasilitas dermaga A seluas 1.000 m2, dermaga B seluas 500 m2, dermaga penumpang seluas 160×12 meter dan dermaga kontainer 180×15 meter. Pelabuhan Bau-bau juga dapat disandari kapal dengan ukuran hingga 15.000 GT.
Di sisi darat, pelabuhan memiliki fasilitas terminal seluas 750 m2, kantor pelabuhan 1.200 m2, gudang 900 m2, dan juga lapangan penumpukan 20.661 m2.
Sedangkan Pelabuhan Anggrek dapat dilabuhi kapal berbobot 20.000 GT. Dermaga kargo memiliki panjang 153 meter dan lebar 12 meter. Dermaga kapal peti kemas memiliki panjang 150 meter dan lebar 20 meter. (***)