Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, hari Minggu siang (6/10) mengunjungi pelabuhan Tanjung Priok.
Kali ini kunjungan Menhub didampingi Kepala Otoritas Pelabuhan (OP) Tanjung Priok Capt. Hermanta, Direktur KPLP Ahmad, Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto, dan pejabat lainnya meninjau kegiatan bongkar muat kapal di TPK Koja, meninjau pemeriksaan barang di TPFT Graha Segara, serta memantau Pelayanan 24/7 melalui pusat kontrol bea cukai.
“Selama ini pengapalan barang-barang ekspor dan impor relatif tidak maksimal di Sabtu dan Minggu. Oleh karenanya, saya minta ke tim perhubungan untuk aktifkan layanan pelabuhan pada Sabtu dan Minggu,” kata Budi Karya Sumadi di Tanjung Priok.
Dengan penambahan hari pelayanan, ujar Budi, kapasitas bongkar-muat barang di Pelabuhan Tanjung Priok dapat meningkat.
Data PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Tanjung Priok, pada 2018 mencatat, kapasitas bongkar-muat mencapai 7,5 juta TEUs (twenty foot equivalent unit).
“Dengan penambahan waktu pelayanan, saat ini aktivitas pengapalan dan bongkar-muat barang meningkat dari semula sekali sepekan menjadi dua hingga tiga kali sepekan,” ungkapnya.
Menurut Menhub, penambahan pelayanan tersebut juga berdampak mengurangi kemacetan di jalan tol sekitar Tanjung Priok.
Menhub juga mengungkapkan, pada tahun 2017, kapasitas bongkar-muat mencapai 6,5 jutajTEUs, lebih rendah dibandingkan 2018. Sehingga tahun 2019, Budi menargetkan kapasitas bongkar muat mencapai 8 juta TEUs.
“Saat ini sudah sekitar 40 persen dari yang direncanakan 8 juta TEUs,” ujar Menhub.
Budi Karya berharap dengan bertambahnya kapasitas, pelayanan non-stop akan memberikan kesempatan bagi Tanjung Priok menjadi hub.
“Artinya, pelabuhan tersebut akan menampung kapal-kapal besar dengan tujuan ke benua-benua seperti Afrika, Amerika, Australia, dan Asia tanpa melalui Singapura,” kata Menhub.
Dengan begitu, kedepan Priok bisa menangani bongkar muat antara 10-12 juta TEUs. (**)