Untuk mengatasi problematika pelayaran akibat kecelakaan-kecelakaan kapal di Danau Toba Sumatera Utara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memutuskan membentuk tim ad hoc.
“Kami lihat ada kesenjangan atau kekurangan konsistensi bagi pelaku-pelaku di sana. Oleh karenanya Kemenhub membentuk tim ad hoc untuk evaluasi bersama dengan KNKT dan Basarnas,” kata Menhub Budi Karya kepada wartawan, di Jakarta, Sabtu (23/6).
Budi Karya mennyatakan, tim ad hoc bertugas melakukan perbaikan sistem pelayanan pelayaran di Danau Toba. “Tim ini juga akan melakukan fungsi pengawasan yang seharusnya dijalankan Pemprov,” ujarnya.
Menurut Menhub, pada tahap awal tim ini akan melakukan pembenahan peraturan seperti memastikan jumlah penumpang sesuai kapasitas, pencatatan manifes dan kecukupan jaket keselamatan. Tahap ini diperkirakan berjalan satu hingga dua pekan ke depan.
Tahap berikutnya, tim ad hoc bakal membenahi sarana dan prasarana pelayaran di Danau Toba. “Tahap kedua kami akan lakukan hal-hal yang lebih signifikan yaitu pembuatan kapal,” ungkap Menhub.
Saat ini, kata Menhub, sedang dibangun kapal berkapasitas 300 GT. Kemudian, dalam jangka waktu dua hingga tiga tahun ke depan Kemenhub bakal membangun dua kapal lagi, ASDP membangun satu kapal, dan swasta dua kapal. “Sehingga dua tahun mendatang akan ada enam kapal. Pembangunan kapal ini untuk menopang lonjakan penumpang yang kerap terjadi di Danau Toba saat musim libur,” ucapnya.
Seperti dikatahui, Danau Toba merupakan salah satu destinasi wisata unggulan yang sudah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo. (***)