Lini produksi ketiga PT Nichias Rockwool Indonesia mulai beroperasi, yang ditandai dengan pengguntingan pita oleh Sekjen Kementerian Perindustrian Haris Munandar dan jajaran direksi PT Nichias Rockwool Indonesia.
“Saya ingin mengucapkan selamat kepada perusahaan untuk investasi baru ini,” kata Haris Munandar mewakili Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat meresmikan pabrik yang terletak di Kawasan Industri Kujang Cikampek di Karawang, Kamis (14/9).
Perusahaan asal Jepang tersebut pertama kali masuk pasar Indonesia dengan mengoperasikan pabrik rockwool pertama berkapasitas 5.000 ton per tahun pada 1995.
Kemudian, dilanjutkan pengoperasian jalur produksi kedua dengan kapasitas produksi 10.000 ton per tahun pada 2012.
Selanjutnya, pada September 2017, perusahaan menyelesaikan pembangunan dan memulai produksi komersial untuk jalur produksi ketiga dengan kapasitas 20.000 ton per tahun.
Pabrik senilai 8,7 juta dollar AS ini menempati lahan seluas 72.980 dengan luas bangunan 17.643 meter persegi.
Melalui lini ketiganya, Nichias akan memproduksi rockwool dan produk alumina dengan merek dagang Tombo MG Product yang mampu menyerap 350 orang tenaga kerja.
“Kami menyampaikan apresiasi kepada PT Nichias Rockwool Indonesia yang terus meningkatkan kapasitas produksinya,” ujar Haris.
Hal ini, lanjutnya, dapat menjadi salah satu indikasi bahwa Indonesia adalah negara yang menjanjikan untuk investasi, serta pasar yang sangat potensial.
Peningkatan kapasitas ini diharapkan dapat mengurangi kebutuhan impor untuk produk yang sama, sehingga dapat menghemat devisa negara.
Diketahui, produk rockwool merupakan bahan isolasi panas, penyerap suara dan tahan api yang digunakan untuk bangunan gedung, peralatan proses produksi di industri dan perkapalan, serta sebagai media tanam tanaman hidroponik.
Rockwool menggunakan bahan baku batuan alam yang berasal dari dalam negeri, sehingga memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri yang tinggi. (Antara/**)