Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan telah memfasilitasi proses pemulangan jenazah awak kapal Indonesia yang mengalami kecelakaan kerja di Taiwan. Jenazah Cadet Risky berhasil dipulangkan ke Indonesia pada 25 September 2024 setelah melalui serangkaian proses administrasi dan koordinasi intensif antara berbagai pihak terkait di Taiwan dan Indonesia.
“Sesampainya di Indonesia, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut memastikan bahwa seluruh hak dan prosedur penghormatan terakhir dilakukan dengan sebaik-baiknya. Jenazah diserahkan kepada pihak keluarga untuk proses pemakaman lebih lanjut,” ujar Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Capt. Hendri Ginting, dalam keterangan tertulisnya, si Jakarta, Jumat.
Menurut Ginting, insiden tragis ini bermula pada 29 Agustus 2024, ketika terjadi kecelakaan kerja di atas kapal yang menyebabkan Cadet Risky dan OS Baharuddin harus dievakuasi ke rumah sakit terdekat di Kaohsiung, Taiwan.
“Sayangnya, nyawa Cadet Risky tidak tertolong, dan pada pukul 18.15 waktu setempat, kami menerima kabar bahwa beliau telah meninggal dunia. Jenazah kemudian disemayamkan di Rumah Sakit Kaohsiung Municipal Siaogang,” ungkap Capt. Hendri.
Tim dari PT BSM dan perwakilan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) segera tiba di rumah duka pada pukul 18.30 untuk memberikan dukungan. Pada 30 Agustus 2024, permohonan verbal pemulangan jenazah disampaikan kepada ship manager BSM Singapore, kemudian pada 31 Agustus 2024, seluruh persyaratan dokumen yang dibutuhkan oleh agen di Taiwan disampaikan langsung kepada keluarga almarhum.
Pada 2 September 2024, diadakan pertemuan antara pihak keluarga, BSM, dan STIP di kantor BSM untuk membahas detail proses pemulangan. Proses pengurusan dokumen terus berjalan, termasuk pengurusan KTP ibu almarhum pada 3 September 2024 untuk melengkapi syarat administrasi. Kemudian, pada 4 September 2024, dokumen permohonan pengesahan diajukan ke Kantor Dagang Taiwan (TETO) di Jakarta dengan permintaan percepatan tiga hari.
“Pada 5 September 2024, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut berkoordinasi dengan KDI (Kantor Dagang Indonesia) di Taiwan untuk mempercepat proses pemulangan. Pada 6 September 2024, dokumen dari TETO diambil oleh staf BSM dan dikirimkan ke Taiwan melalui DHL. Dokumen diterima oleh agen pada 9 September 2024 dan kemudian diserahkan ke KDI di Taiwan untuk pengesahan pada 12 September 2024,” ungkap Capt. Hendri.
Pada 13 September 2024, agen resmi memulai pengurusan dokumen identifikasi jenazah dan pemulangan, bekerja atas nama keluarga. Setelah melalui proses pengurusan yang intensif, pada 18 September 2024, agen mengajukan seluruh dokumen ke KDI dan TETO. Dokumen dari KDI telah berhasil dilegalisasi pada 19 September 2024.
Kendati pihak BSM telah mengajukan permohonan percepatan agar jenazah dapat dipulangkan lebih awal, TETO memerlukan waktu tambahan dua hingga tiga hari kerja untuk memverifikasi dokumen, dengan jadwal verifikasi yang hanya tersedia pada 20 dan 23 September 2024. Akibatnya, proses pemulangan jenazah dijadwalkan pada 24 September 2024.
Pada 23 September 2024, KDI mengatur proses pemulasaran jenazah yang meliputi pemandian, pengkafanan, dan penyalatan. Jenazah kemudian dimasukkan ke dalam peti untuk dipersiapkan menuju bandara. Jenazah tiba di Indonesia pada 25 September 2024 dan diserahkan kepada keluarga.
“Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga almarhum dan mengucapkan terima kasih atas kerja sama dari seluruh pihak yang telah membantu memperlancar proses pemulangan jenazah. Kami akan terus berkomitmen untuk memberikan dukungan terbaik bagi para Pelaut Indonesia yang bertugas di luar negeri,” tutup Capt. Hendri. (***)