Dua proyek raksasa pembangunan pelabuhan yakni Kuala Tanjung dan Makassar New Port (MNP) sudah selesai dibangun. Targetnya pada tahun 2019, kedua pelabuhan itu sudah bisa beroperasi. MNP sendiri, pekerjaan paket 1A sudah rampung 100%. Sementara pembangunan tahap I Kuala Tanjung sudah mencapai 99%.
Dirut PT Pelabuhan Indonesia IV Farid Padang menyatakan segera melaunching pengoperasian MNP. Dia yakin kehadiran MNP dapat meningkatkan perekonomian kawasan Timur Indonesia.
Sedangkan Dirut Pelindo I Bambang Eka Cahyana, menargetkan peresmian Kuala Tanjung yang berada di Kabupaten Batubara Sumut bisa dilakukan pertengahan November 2018 mendatang.
“Pembangunan pelabuhan yang diharapkan dapat mendukung kawasan industri di Sumatera itu dibagi dalam empat tahap dan ditargetkan tuntas dalam 10-15 tahun ke depan, dengan total investasi sekitar Rp 43 triliun dan proyek tahap I senilai Rp 3,5 triliun,” kata Bambang.
Sekarang ini, Pelindo I oleh Presiden Jokowi ditugasi untuk menyelesaikan pembangunan Kuala Tanjung, termasuk kawasan industri pendukungnya.
Bambang menambahkan bahwa pihaknya sudah mendapatkan izin pengoperasian Pelabuhan Kuala Tanjung dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan tengah menanti izin dari Direktorat Jenderal Bea Cukai yang diperkirakan segera keluar. “Kami targetkan bisa diresmikan oleh Presiden pada pertengahan November atau akhir November. Itu untuk tahap I yang multipurpose,” ungkapnya.
Sedangkan Farid Padang mengemukakan, kalau dermaga Paket 1A sudah dilengkapi dengan Container Crane (CC). “Paket 1A sudah 100%, selanjutnya pekerjaan fisik untuk causeway dengan lapangan penumpukan atau Paket 1B sekitar 85,86%. Kemudian Paket 1C atau breakwater sekitar 70,99%,” katanya.
Harapan Farid, bahwa pada waktu soft launching MNP, juga dibarengi dengan ekspor langsung dari pelabuhan ini ke Eropa. “Sebab MNP akan menjadi hub besar di Indonesia Timur, untuk mengubah pola angkutan kapal-kapal berukuran besar sekaligus mengurai antrian yang terjadi di pelabuhan eksisting, di Terminal Petikemas Makassar (TPM),” ungkapnya.
Farid menambahkan, dengan beroperasinya dermaga MNP Paket 1A ini akan meningkatkan kapasitas angkut menjadi sekitar 1 juta sampai 1,5 juta TEUs.
Untuk diketahui, keseluruhan proyek MNP ini menelan investasi hingga Rp 89,57 triliun yang terbagi menjadi beberapa tahap dan paket. Pada Tahap I, terbagi menjadi empat paket pengerjaan dengan jangka waktu sejak 2015 sampai dengan 2022.
Paket I-A (2015-2018) menelan investasi mencapai Rp 2,51 triliun, paket I-B (2018-2020) mencapai Rp 1,66 triliun, paket I-C (2020-2022) mencapai Rp 2,69 triliun dan paket I-D (2015-2022) mencapai Rp6,14 triliun.
Adapun, pengerjaan Tahap II dan Ultimate (MNP Integrated Economic Zone) menelan investasi masing-masing sebesar Rp 10,01 triliun dan Rp 66,56 triliun, dengan masa pengerjaan proyek sejak 2022 – 2025. Nantinya MNP akan memiliki total kapasitas mencapai 17,5 juta TEUs. (***)