Sebagai salah satu dari 6 (enam) pelabuhan yang ditetapkan sebagai Pilot Project Pelabuhan dalam rangka peningkatan keselamatan dan pelayanan oleh Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut, Pelabuhan Tarakan Kalimantan Utara terus berbenah dan persiapan dengan sejumlah langkah strategis.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Tarakan, Agus Sularto mengatakan langkah strategis itu meliputi sosialisasi penggunaan tiket online, sterilisasi pelabuhan, perketat keamanan dengan menggunakan mesin X-Ray di terminal penumpang dan kepastian setiap awak kapal bersertifikat standar keselamatan serta penegakan hukum (law enforcement).
“Peralatan X Ray baru ditempatkan di terminal penumpang Tarakan dan kami telah berkoordinasi dengan PT. Pelindo IV untuk segera memasang gate in system yang terintegrasi dengan pemindaian boarding pass penumpang sebelum masuk ke area steril,” ujar Agus.
Selain itu, sosialisasi dan berkoordinasi dengan para stakeholder dilakukan secara intensif diantaranya terkait penerapan e-ticketing.
Menurut Agus, dengan adanya peralatan e-ticketing, toll gate, x-ray dan lainnya maka perlu dilakukan perubahan tata letak agar lebih strategis penempatannya.
Meskipun langkah awal sosialisasi tersebut ada hal kontra dan terdapat kekurangan, menurutnya, kemungkinan itu karena masyarakat belum terbiasa, akan tetapi pihaknya tetap terus melakukan evaluasi secara bertahap dengan upaya meminimalisir adanya barang-barang berbahaya yang akan dibawa naik ke atas kapal.
Sosialisasi penertiban di pelabuhan Tarakan, menurut Agus, bisa dilaksanakan dalam waktu enam bulan atau setahun, sebab dalam memberikan pemahaman dengan adanya peralatan baru di pelabuhan itu tidak gampang karena masyarakat masih berpedoman dengan kearifan lokal atau budaya dan kebiasaan.
Pihaknya juga terus memberikan sosialisasi, dorongan dan dukungan sekaligus teguran bila terdapat operator yang tidak kooperatif.
“Penerapan ini sudah mutlak harus dilaksanakan, bagi operator yang tidak mengikuti prosedur maka tidak dapat beroperasi di Pelabuhan,” katanya.
Agus menyebutkan, memang perlu waktu melakukan perubahan di Pelabuhan Tarakan yang tercatat ramai dengan kapal-kapal tujuan Nunukan maupun Pare-Pare. Namun demikian, Agus yakin bahwa rencana Pelabuhan Tarakan untuk menjadi Pilot Project Pelabuhan dalam rangka peningkatan keselamatan dan pelayanan dapat terwujud jika didukung oleh semua pihak.
“Dukungan dari pusat dan stakeholder sangat membantu kami untuk menjadikan Pelabuhan Tarakan menjadi proyek pelabuhan percontohan untuk peningkatan pelayanan dan keselamatan. Kami optimis akan dapat diwujudkan dalam waktu yang tidak lama lagi,” ungkapnya.
Sebagai informasi, adapun 5 (lima) pelabuhan percontohan lainnya untuk penertiban dan penegakan hukum di bidang pelayaran diantaranya Pelabuhan Muara Angke, Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjung Pinang, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Pelabuhan Murhum Baubau dan Pelabuhan Tulehu Ambon. (**)