KRI Teluk Jakarta 541 dikabarkan tenggelam di perairan Masalembo, di timur Laut Pulau Kangean Selasa (14/7) sekitar pukul 09.00 WIB.
Semua ABK berjumlah 55 orang berhasil selamat. 54 ABK diselamatkan oleh KM Tanto Sejahtera yang sedang berlayar di posisi 5 NM dari lokasi kejadian, sementara 1 ABK berhasil ditolong oleh KM Dobonsolo.
Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama Mohamad Zaenal mengatakan, KRI Teluk Jakarta-541 mengalami kebocoran yang mengakibatkan tenggelam pada kedalaman sekitar 90 meter di perairan Timur Laut Pulau Kangean,
“Gelombang laut di sekitar lokasi saat kejadian cukup tinggi antar 2,5 sampai dengan 4 meter,” katanya Selasa malam.
Dia mengatakan seluruh ABK (anak buah kapal) yang berjumlah 55 orang dikabarkan dalam keadaan selamat.
“Saat ini KRI RE Martadinata sedang berada di posisi KM Tanto Sejahtera, menunggu cuaca baik melaksanakan transfer ABK, untuk selanjutnya akan dibawa ke Surabaya,” katanya.
KRI Teluk Jakarta dengan nomor lambung 541 masuk Satuan Kapal Amfibi (Satfib).
Satfib bertugas untuk melakukan pendaratan pasukan beserta kendaraan pendukungnya.
Kapal-kapal Satfib dinamai menggunakan nama-nama teluk dan kota-kota pelabuhan di Indonesia.
KRI Teluk Jakarta (541) merupakan kapal kesebelas dari kapal perang jenis kapal pendarat kelas Teluk Gilimanuk milik TNI AL.
KRI Teluk Jakarta dibangun oleh VEB Peenewerft, Wolgast, Jerman Timur pada tahun 1979 untuk Angkatan Laut Jerman Timur dengan nomor lambung 615.
Kapal berjenis Frosch-I/Type 108 ini kemudian dibeli pemerintah untuk TNI Angkatan Laut dan masuk armada pada tahun 1994.
KRI ini termasuk dalam paket pembelian sejumlah kapal perang eks Jerman Timur pada masa pemerintahan Presiden Suharto.
KRI Teluk Jakarta bertugas sebagai armada pendarat bagi pasukan Marinir TNI AL dan juga sebagai kapal pengangkut logistik. (tbn/**)